Kanada Tangguhkan Izin Penjualan Senjata ke Israel 

Dianggap melanggar hukum internasional

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan negaranya telah menangguhkan 30 izin penjualan senjata ke Israel pada Selasa (10/9/2024). Penangguhan itu mencakup kontrak dengan perusahaan Amerika Serikat (AS) yang menjual senjata untuk Israel.   

”Kami tidak akan mengirim senjata atau bagian dari senjata apa pun ke Gaza. Bagaimana senjata itu dikirim dan ke mana senjata itu dikirim tidaklah relevan,” kata Joly, dilansir Anadolu Agency.

Penjualan senjata Kanada dari negara perantara untuk dijual di Israel telah menjadi sumber perdebatan. Joly mengatakan jenis transaksi bisnis seperti yang dilakukan oleh General Dynamics secara tegas dilarang.

1. Disambut baik oleh Dewan Nasional Muslim Kanada

Kanada Tangguhkan Izin Penjualan Senjata ke Israel Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Pengumuman tersebut mendapat sambutan hangat dari Dewan Naasional Muslim Kanada (NCCM). Organisasi ini merupakan wadah advokasi Muslim terbesar di Kanada.

“Menteri Joly menyampaikan pesan yang jelas dengan menyatakan bahwa kebijakan Kanada terkait larangan senjata untuk Israel tetap berlaku,” tulis NCCM di X.

Organisasi itu menegaskan, Joly telah mengisyaratkan secara gamblang bahwa pemerintah Kanada tidak mendukung celah hukum apa pun yang digunakan terkait penjualan bahan peledak yang baru-baru ini diusulkan oleh General Dynamics. 

Sementara itu, Pusat Urusan Israel dan Yahudi mengatakan, keterangan Joly menandai perubahan yang mengganggu dalam kebijakan pemerintah Kanada.

Baca Juga: Israel Akui Tak Sengaja Tembak Mati Aktivis AS-Turki di Tepi Barat 

2. Inggris turut menangguhkan ekspor senjata ke Israel

Kanada Tangguhkan Izin Penjualan Senjata ke Israel Menlu Inggris David Cameroon (kiri) bersama Menlu Amerika Serikat Antony Blinken. (twitter.com/@David_Cameron)

Dilansir dari BBC, beberapa kelompok dan politisi di sekutu Barat Israel menyerukan penghentian ekspro senjata ke Gaza. Menurut mereka, Israel gagal berbuat cukup banyak untuk melindungi kehidupan warga sipil di Gaza.

Keputusan menangguhkan penjualan juga dilakukan Inggris pada Senin. London menangguhkan sekitar 30 lisensi ekspor untuk peralatan militer ke Israel. Langkah ini merupakan kelanjutan dari peninjauan kepatuhan Israel terhadap hukum humaniter internasional.

Ekspor senjata Inggris ke Israel relatif kecil dibandingkan dengan total ekspor Israel. Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam keputusan Inggris yang dinilai memalukan.

3. Jumlah korban di Gaza masih terus meningkat

Kanada Tangguhkan Izin Penjualan Senjata ke Israel Pemberian vaksin polio untuk anak-anak di Jalur Gaza selama konflik masih terus berlangsung pada September 2024. (x.com/@UNRWA)

Sementara itu, konflik di Gaza masih terus berlanjut. Hingga saat ini, jumlah korban jiwa yang tewas telah melebihi 40 ribu jiwa di Gaza.

Dilansir Al Jazeera, serangan Israel kembali menewaskan 27 warga Palestina di Khan Yunis, Gaza. Israel disebut menggunakan bom MK-84 seberat 907 kilogram buatan AS dalam serangan tersebut.

Krisis kemanusiaan juga masih terus terjadi. Kelaparan dan kemiskinan semakin memperburuk situasi di wilayah Gaza. Sejak 3 September, PBB melakukan vaksinasi polio dalam tiga tahapan. Vaksinasi ini dilakukan di tengah gempuran yang tak kunjung terhenti.

Baca Juga: Anggota Parlemen Israel: Beirut Selatan Akan Jadi Seperti Gaza!

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya