India Diduga Ekspor Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza 

Beberapa roket yang digunaka bertuliskan "Made in India"

Jakarta, IDN Times – India diduga menjadi salah satu negara yang melakukan ekspor senjata ke Israel. Hal itu diungkap dalam laporan khusus Al Jazeera, Rabu (26/6/2024).

Dalam sebuah dokumen, kapal tersebut berisi bahan peledak yang dikirim dari Chennai, India, pada 2 April. Tujuan pelayaran adalah pelabuhan Ashdod di Israel, melintasi jalur pelayaran ke selatan Afrika. Pengiriman itu bahkan sangat dirahasiakan.

”Dalam keadaan apa pun mereka tidak boleh menyebutkan nama IMI Systems atau Israel. IMI Systems, sebuah perusahaan pertahanan produsen senjata terbesar Israel,” ungkap Al Jazeera.

Namun, manajer komersial kapal tersebut, perusahaan Jerman MLB Manfred Lauterjung Befrachtung, membantah laporan itu. Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal tidak memuat senjata atau kargo lain untuk tujuan Israel.

1. Senjata buatan India digunakan dalam penyerangan Nuseirat

Pada 6 Juni, terkait serangan Israel di Kamp Nuseirat di Gaza, Qus Network merilis video yang menampilkan sisa-sisa rudal yang meledak. Di antara komponen yang hancur tersebut, terdapat bagian yang menunjukkan bahwa senjatanya buatan india.

Zain Hussain, peneliti di Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengatakan, hal ini membutuhkan verifikasi lebih lanjut.

“Kurangnya informasi yang dapat diverifikasi membuat sulit untuk menentukan apakah transfer telah terjadi,” katanya.

Namun Hussain tidak meragukan informasi tersebut. Kolaborasi yang dijalin antara Israel dan India memungkinkan adanya transfer senjata kedua negara.

Baca Juga: Pemerintah Kota Sydney Pertimbangkan Boikot Perusahaan terkait Israel 

2. Suplai propelan motor roket India ke Israel

India Diduga Ekspor Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza Sistem anti-rudal Israel atau Iron Dome mencegat roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza terlihat dari kota Ashkelon, Israel, Rabu (10/5/2023). ANTARA FOTO/Reuters/Amir Cohen/nym.

Hussain mengatakan, kolaborasi antara India dan Israel berkisar pada produksi rudal, khususnya rudal permukaan dan rudal ke udara.

Menurut SIPRI, perusahaan India, Premier Explosives Limited, membuat propelan padat untuk dipasok ke Israel. Pada 31 Maret lalu, Direktur Eksekutif perusahaan tersebut, T Chowdary, mengakui melakukan ekspor semacam itu ke Israel di tengah perang Gaza.

Dalam tinjauannya pada Januari 2024, perusahaan tersebut juga mencatatkan ekspor ke Israel di sektor pertahanan dan luar angkasa. Menurut SIPRI, ekspor ini kemungkinan besar mencakup propelan untuk rudal Barak.

Premier Explosives tidak menanggapi permintaan komentar untuk media lebih lanjut.

3. Kerja sama pembuatan drone militer

India Diduga Ekspor Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza Ilustrasi UAV (Pixabay.com/TayebMEZAHDIA)

Hubungan Israel dan India tak hanya terbatas pada pembuatan rudal, tetapi juga drone militer. Pada Desember 2018, perusahaan asal India, Adani Defense & Aerospace, dan perusahaan Israel Elbit Systems meresmikan Kompleks Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV) Adani Elbit di Hyderabad.

Kedunya bekerja sama dalam produksi UAV Hermes 900 Medium Altitude Long Endurance yang dapat terbang hingga 36 jam di ketinggian 9 kilometer.

“Produksi drone Hermes sama pentingnya bagi India dan Israel. Bagi Israel, itu berarti mereka mempunyai pabrik di luar negeri. Bagi India, ini soal transfer teknologi, sehingga bisa juga memproduksi drone berdasarkan model Israel,” kata Hussain.

Israel diketahui secara sistematis menggunakan drone saat melancarkan perang di Gaza. Penggunaan Hermes juga telah didokumentasikan oleh Human Rights Watch (HRW) dan organisasi lain dalam konflik tersebut.

“Jika kita melihat drone Hermes digunakan di Gaza, itu belum tentu berasal dari India, karena Israel juga memproduksinya sendiri," kata Hussein dari SIPRI.  

India telah lama melakukan tindakan penyeimbangan dalam hubungannya dengan Israel. New Delhi berupaya menjadikan dirinya sebagai aktor perdamaian dan mediator dalam konflik di Gaza.

Secara lebih luas, para pejabat India konsisten berpendapat bahwa negara percaya pada dialog dan negosiasi sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik

Konflik di Gaza kini masih terus berlanjut. Dilansir Reuters, jumlah korban jiwa yang tewas di Gaza mencapai 36.700 orang. Belum ada tanda-tanda kesepakatan gencatan senjata antara keduanya sejauh ini.

Baca Juga: Warga Gaza Dibayangi Kelaparan Parah: Sehari Bahkan Bisa Tidak Makan 

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya