Houthi Pantang Menyerah Walaupun Digempur AS dan Sekutunya 

Houthi kini menyasar kapal Inggris dan AS di Laut Merah

Jakarta, IDN Times – Juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan serangan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terhadap Houthi tidak akan memperlemah Yaman. Serangan itu disebutnya akan membuat Yaman semakin bersatu.

“AS dan Inggris harus menyadari bahwa posisi Yaman tidak akan berubah atau terpecah. Sebaliknya, Yaman menjadi lebih teguh dan berpegang teguh pada pendiriannya,” ungkapnya, dilansir Al Jazeera, Senin (19/2/2024).

Houthi semakin gencar melakukan serangan terhadap kapal yang diyakini berafiliasi dengan Israel di Laut Merah dengan tujuan membela rakyat Palestina. Abdulsalam mengatakan, sikap AS di Timur Tengah memperlihatkan seberapa jauh upaya Washington dalam membela aksi brutal Israel di Jalur Gaza.

1. Serangan Houthi di Laut Merah

Houthi Pantang Menyerah Walaupun Digempur AS dan Sekutunya Ilustrasi kapal (pixabay.com/Pawel Grzegorz)

Laporan terbaru Al Jazeera, Houthi melancarkan serangan terbarunya terhadap dua kapal AS, yakni Sea Champion dan Navis Fortuna di Teluk Aden, pada Senin (19/2/2024). Serangan dilakukan menggunakan rudal kapal angkatan laut.

Sebelumnya, pada hari yang sama, Houthi juga mengklaim menargetkan kapal kargo Inggris dan menembak jatuh drone AS di atas wilayah Yaman.

“Kapal kargo Rubymar mengalami kerusakan parah dan terhenti total setelah menjadi sasaran operasi militer. Akibat kerusakan parah yang dialami kapal, kini kapal tersebut berisiko tenggelam di Teluk Aden. Selama operasi, kami memastikan awak kapal keluar dengan selamat,” kata juru bicara militer Houthi Yahya Saree.

Houthi juga menargetkan kapal-kapal milik Inggris dan AS setelah sebelumnya hanya menyasar kapal milik Israel.

Baca Juga: Pendapatan Mesir Turun 50 Persen akibat Aksi Houthi di Laut Merah

2. Serangan AS dan Inggris

Houthi Pantang Menyerah Walaupun Digempur AS dan Sekutunya Kapal induk Gerald R Ford milik Amerika Serikat (twitter.com/CENTCOM)

Pasukan koalisi AS dan Inggris gencar melakukan serangan terhadap Houthi, dengan dalih mengamankan jalur maritim internasional itu.

Serangan terbaru dilakukan tak lama setelah AS melancarkan lima serangan di Yaman pada Sabtu. AS menyerang tiga rudal jelajah anti-kapal bergerak, satu kapal permukaan tak berawak, dan satu kapal bawah air tak berawak (UUV).

Pusat Komando AS (CENTCOM) telah menentukan bahwa rudal dan kapal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di wilayah tersebut.

3. Dampak blokade Houthi

Houthi Pantang Menyerah Walaupun Digempur AS dan Sekutunya Ilustrasi perdagangan lintas negara (Unsplash/Dominik Lückmann)

Terusan Suez berkontribusi terhadap 15 persen perdagangan dunia. Blokade yang dilakukan oleh Houthi membuat perdagangan dunia kian terhambat.

Peter Sand, kepala analis di Xeneta yakni perusahaan data angkutan laut dan udara, memperkirakan bahwa sekitar 90 persen kapal kontainer kini mengalihkan jalur pelayarannya melalui Afrika bagian selatan.

“Sekitar seperempat dari seluruh kapal curah, yang mengangkut kargo kering dalam jumlah besar seperti biji-bijian atau semen, dan seperempat kapal tanker yang membawa minyak atau gas alam telah mengalihkan pelayaran ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan,” kata Sand, dilansir CNN.

Pengalihan jalur pelayaran ini membuat jadwal pengiriman menjadi lebih lama dan biaya angkut yang semakin bertambah. Akibatnya, ada kekhawatiran terjadinya lonjakan harga barang yang berimbas pada inflasi global.

Baca Juga: Pejabat Militer Yaman Diduga Dibunuh oleh Houthi di Mesir  

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya