Hizbullah Tak Akan Setop Serang Israel Jika Perang Gaza Berlanjut

Hubungan Hizbullah dan Hamas sangat kuat

Jakarta, IDN Times – Perang antara Israel dan Lebanon di perbatasan kedua negara saat ini masih terus berlanjut. Pada Senin (13/5/2024), pemimpin Hizbullah, Hasaan Nasrallah, kembali memberikan ancaman kepada Israel bahwa pihaknya tak akan menghentikan serangan di sepanjang perbatasan dua negara jika konflik di Gaza masih terus berlajut.

“Hubungan antara front pendukung Lebanon dan Gaza bersifat definitif, final dan konklusif. Tidak ada yang bisa memutuskan hubungan mereka," katanya dalam sebuah pidato, dilansir Reuters.

Selama perang Gaza berlangsung, Israel dan Hizbullah telah melakukan baku tembak dengan militer Israel di perbatasan selatan Lebanon. Langkah ini diklaim untuk mendukung perjuangan Hamas di Gaza, serta mencegah Israel memasuki Lebanon.

1. Israel ingin mengamankan perbatasan

Hizbullah Tak Akan Setop Serang Israel Jika Perang Gaza BerlanjutMiliter Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Pemerintah Israel mengatakan pihaknya ingin mengamankan wilayah utara agar penduduknya dapat kembali ke rumah-rumah mereka, baik melalui perjanjian diplomatik maupun serangan ke Lebanon.

Keluarga-keluarga yang mengungsi dari Israel utara berharap untuk kembali ke rumah mereka pada tanggal 1 September untuk memulai tahun ajaran baru.

“Jika Anda ingin menyelesaikan masalah ini, temui pemerintah Anda dan beritahu mereka untuk menghentikan perang di Gaza,” kata Nasrallah merujuk kepada pengungsi Israel.

Sumber keamanan mengungkap, militer Israel masih terus melakukan serangan terhadap Lebanon selama akhir pekan hingga Senin kemarin. Hizbullah membalasnya dengan tembakan roket.

"Kami terus mengembangkan operasinya secara kuantitas dan kualitas," jelas Nasrallah.

Pertempuran tersebut telah membuat puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan mengungsi dan memicu kekhawatiran akan perang yang lebih besar antara musuh bersenjata berat.

Baca Juga: Turki Bakal Tekan Israel Demi Kemerdekaan Palestina

2. Eskalasi konflik kedua pihak berpotensi membesar

Hizbullah Tak Akan Setop Serang Israel Jika Perang Gaza BerlanjutPasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Dilansir VOA, Analis Nicholas Heras dari New Lines Institute yang berbasis di Washington mengatakan bahwa meskipun Hizbullah dan Israel meningkatkan serangan mereka dalam beberapa pekan terakhir, batasannya tetap dipertahankan untuk saat ini.

“Di kedua sisi perbatasan, penduduk sipil terkena dampak langsung dari pola eskalasi/deeskalasi yang sangat lemah antara Israel, Hizbullah, dan Iran. Ada perasaan dari kedua sisi perbatasan bahwa ada urusan yang belum selesai. Ada pengakuan bahwa sesuatu yang besar bisa saja terjadi akibat atmosfer saat ini,” kata Heras.

Analis perdamaiana asal Lebanon, Dania Koleilat Khatib, mengatakan, Amerika Serikat dan Prancis telah mencoba berdiplomasi untuk mendesak Hizbullah mundur dari perbatasan dan mengerahkan lebih banyak pemantau internasional. Namun Hizbullah sejauh ini menolak.

“Israel menginginkan jaminan yang kuat. Mereka tidak dapat mengambil kembali risiko seperti kejadian 7 Oktober. Hizbullah terpojok. Mereka tidak menginginkan perang. Jika mereka terpojok, mereka akan berperang. Itu sebabnya inilah saatnya untuk diplomasi. Untuk menemukan penyangga yang akan memberikan jaminan bagi kedua belah pihak,” kata Khatib.

Heras juga telah memperingatkan bahwa akan ada risiko besar jika perang meletus. Menurutnya, Israel mengetahui bahwa Iran telah mempersenjatai Hizbullah dengan ratusan ribu senjata, termasuk rudal berpemandu presisi.

Dia mengatakan persenjataan tersebut berpotensi menimbulkan kehancuran material dan bencana ekonomi di Israel.

3. Konflik juga masih terjadi di Gaza

Hizbullah Tak Akan Setop Serang Israel Jika Perang Gaza BerlanjutAnak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

Konflik di Gaza, yang menjadi pemicu konflik Israel dan Hizbullah ini, juga masih terus berlanjut. Israel kini memfokuskan serangannya di Rafah. Wilayah itu diduga menjadi basis pertahanan terakhir Hamas.

Ratusan ribu warga sipil merasakan dampak dari serangan Israel ke Rafah. Wilayah ini merupakan tempat pengungsian terakhir yang bisa dihuni oleh warga Gaza.

Dengan serangan Israel ke wilayah tersebut, jumlah korban diprediksi akan terus meningkat dan krisis kemanusiaan akan terus berlanjut.

Hingga saat ini, jumlah korban tewas di Gaza, menurut Al Jazeera, tercatat mencapai 35 ribu orang, sementara 78 ribu lainnya mengalami luka-luka. Upaya gencatan senjata sejauh ini belum menemui titik terang.

Baca Juga: Israel dan Hizbullah Diprediksi Bakal Perang Total Pada 2026 

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya