Cegah Krisis, PBB Kembali Desak Tindakan Cepat di Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Senin (16/9/2024), kembali mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah cepat guna mencegah krisis kemanusiaan lebih lanjut di Gaza. Koordinator kemanusiaan dan rekonstruksi senior untuk Gaza, Sigrid Kaag, mengatakan hakikat kemanusiaan kita sedng dipertaruhkan.
"Ini akan menjadi penilaian yang serius dan serius terhadap situasi di lapangan. Saya tetap sangat menyadari tanggung jawab besar yang dipikul masyarakat internasional dalam menangani tragedi perang ini," kata Kaag, dilansir Anadolu Agency.
Kaag menyoroti besarnya dampak yang dialami infrastruktur dan warga sipil di Gaza. Ia mengatakan, Infrastruktur kesehatan yang sudah lumpuh semakin hancur.
1. Seruan gencatan senjata kembali digemakan
Kaag kembali mengulangi seruan untuk gencatan senjata, pembebasan sandera tanpa syarat, dan akses kemanusiaan tanpa batas, seraya menekankan perlunya kemauan politik yang mendesak.
Ia menekankan bahwa lebih dari 625 ribu anak masih tidak bersekolah. Masa depan mereka dibayangi oleh trauma, kehilangan, dan kekurangan.
"Waktu terus berlalu karena krisis kemanusiaan yang disebabkan manusia telah mengubah Gaza menjadi jurang terdalam," katanya, sambil mencatat bahwa kurangnya perlindungan efektif bagi warga sipil tidak dapat diterima.
Kaag mengatakan perlunya memastikan akses yang aman dan tanpa hambatan bagi pekerja kemanusiaan di Gaza. Ia menekankan perlunya menggandeng badan PBB untuk Palestina atau UNRWA dalam aksi kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Pria Hong Kong Divonis UU Keamanan Baru karena Pakai Kaus Protes
2. Diperlukan keputusan politik sesegera mungkin
Editor’s picks
Kaag mendesak negara-negara anggota untuk membantu lebih dari 14 ribu pasien yang membutuhkan perawatan di luar Gaza. Ia lantas menegaskan kembali perlunya solusi yang komprehensif.
"Bantuan kemanusiaan hanyalah jalan sementara untuk meringankan penderitaan. Perdamaian yang menyeluruh, adil, dan abadi di Timur Tengah hanya dapat terwujud melalui solusi dua negara," katanya.
Tanpa tindakan politik, Kaag memperingatkan bahwa siklus penderitaan akan terus berlanjut di Gaza.
3. Krisis kemanusiaan parah di Gaza
Dilansir CNN, kondisi krisis kemanusiaan di Gaza sudah mencapai titik terendah. Kelaparan, masalah kesehatan, hingga kondisi sanitasi yang buruk membuat suasana makin tak terkendali.
Pekan lalu, seorang anak berumur 14 tahun terbaring di rumah sakit dalam kondisi luka bakar akibat serangan Israel. Tubuhnya sangat memprihatinkan.
"(Dia) mengalami luka bakar tingkat dua dan tiga yang meliputi 80 persen hingga 90 persen tubuhnya," kata Mahmoud Yousef Mughani, seorang dokter spesialis bedah rekonstruksi dan luka bakar.
Karena kurangnya perlengkapan sterilisasi, lukanya tidak dapat dibersihkan dengan benar. Ketika perban anak laki-laki itu diganti, Mughani mengatakan ada belatung yang berjatuhan ke lantai.
Warga Gaza tak punya pilihan lain. Menurut PBB, sekitar 12 ribu pasien sedang menunggu untuk meninggalkan Gaza guna menerima perawatan medis yang sangat dibutuhkan, tetapi evakuasi medis telah ditangguhkan sejak penutupan perlintasan Rafah dengan Mesir empat bulan lalu.
Kasus ini merupakan bukti memburuknya kondisi sanitasi warga Palestina yang terjebak di daerah kantong yang terkepung setelah 11 bulan perang, baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Baca Juga: Israel Rekrut Pencari Suaka Asal Afrika untuk Berperang di Gaza
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.