Kominfo: KTT ASEAN 2023 Harus Jadi Momentum Perangi Hoaks

Pengguna internet di Asia Tenggara semakin tinggi

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wemenkominfo), Nezar Patria, mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN harus menjadi momentum untuk memerangi berita bohong (hoaks) dan berita palsu (fake news).

Menurut Nezar, hal itu sangat penting karena persebaran disinformasi di Asia Tenggara semakin parah, seiring meningkatnya pengguna internet di kawasan. 

“Saya kira KTT ke-43 ASEAN itu momen yang baik dalam kerangka kerja sama antarnegara ASEAN dalam memerangi itu semua, dan itu ada ASEAN Task Force on Fake News serta ASEAN Newsroom. Itu bagian dari kerja sama sektor informasi, bagian dari ASEAN Digital Masterplan 2025,” kata Nezar Patria di Media Center KTT ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023).  

1. Ancaman fake news ke depan semakin tinggi

Kemudian, Nezar berharap bahwa KTT ASEAN bisa menjadi forum untuk saling berbagi pengalaman pengelolaan informasi pemerintah antarnegara ASEAN, khususnya dalam menghadapi fake news.

Sebab, penggunaan internet di kawasan Asia Tenggara meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir dan diprediksi akan terus melonjak dalam 3 tahun mendatang.

“Dengan banyaknya informasi berlalu lalang di internet, dibutuhkan suatu upaya untuk mengedukasi kepada masyarakat ASEAN, khususnya dalam menghadapi fake news ataupun disinformasi,” ujarnya.

Baca Juga: Kominfo Resmikan ASEAN Newsroom di KTT ASEAN 2023

2. Perangi hoaks untuk untuk pertumbuhan kawasan

Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 dinilai akan berdampak positif, karena bisa membawa pembahasan ASEAN Digital Masterplan dalam KTT ASEAN yang digelar pada 5--7 September 2023 di Jakarta.

“Jadi itu menjadi regional concern sebetulnya, khususnya sebagai dampak dari pertumbuhan digital yang dialami oleh negara ASEAN,” jelas Nezar Patria.

Lebih lanjut, Nezar menuturkan bahwa ASEAN Digital Masterplan 2025 juga selaras dengan tema ASEAN tahun ini, yakni "ASEAN Matters, Epicentrum of Growth", mengingat kontribusi ekonomi digital di kawasan itu semakin naik dari tahun ke tahun.

“Saya kira masyarakat ASEAN makin terekspose digital economy itu,” tuturnya.

3. Dua hal penting untuk mewujudkan visi ASEAN

Untuk mewujudkan visi Keketuaan Indonesia di ASEAN, ada dua hal penting yang Nezar soroti, yaitu bagaimana mengatur global supply chain (rantai pasok global) untuk ekonomi digital dan pertukaran data yang terkait self-driving car.

Menurutnya, dua hal itu menjadi fokus yang akan dibahas di tingkat ministrial meeting dan Senior Official Meeting KTT ASEAN.

“Tentu saja itu menjadi antisipasi ke depan, walaupun penggunaan driverless car itu belum tinggi tapi harus diantisipasi. Itu juga yang jadi perhatian, sebagai bentuk respons masyarakat ASEAN terhadap pertumbuhan teknologi digital saat ini,” kata Nezar.

Baca Juga: Menlu Retno Blak-blakan soal ASEAN hingga Myanmar

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya