Topan Yagi di Vietnam: 226 Tewas dan 125 Lebih Hilang

226 jiwa meninggal dan 125 lebih masih hilang

Intinya Sih...

  • Badai Yagi di Vietnam menyebabkan 226 jiwa meninggal dan lebih dari 125 orang masih hilang.
  • Badai ini mencapai daratan Vietnam dengan kecepatan angin hingga 149 kph, menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor.
  • Para ahli menyalahkan perubahan iklim atas badai yang semakin intens dan merusak.

Jakarta, IDN Times - Badai Yagi telah menyebabkan kerusakan dan kehancuran di Vietnam utara. Sebanyak 226 orang telah meninggal dan lebih dari 125 orang masih hilang, karena negara Asia Tenggara ini mengalami banjir bandang dan tanah longsor.

Ibukota Vietnam, Hanoi, terus menghadapi dampak Badai Yagi, yang disebut sebagai badai paling kuat di Asia tahun ini. Beberapa distrik di ibukota masih mengalami banjir pada Kamis (12 September), dengan badan cuaca negara tersebut memperkirakan sedikit perubahan pada tingkat air Sungai Merah yang meluap selama 24 jam ke depan.

1. Badai Yagi menghantam Vietnam

https://www.youtube.com/embed/Kny0oSRacto

Badai Yagi mencapai daratan pada Sabtu (7 September) di Vietnam dengan kecepatan angin hingga 149 kph. Yagi, yang sebelumnya dikategorikan sebagai super typhoon, kemudian diturunkan statusnya menjadi siklon tropis.

Meskipun melemah pada hari Minggu, badai ini memicu hujan deras yang menyebabkan tanah longsor dan banjir sungai.

Menurut BBC, badai ini menyebabkan 24 orang tewas di China selatan dan Filipina sebelum menghantam Vietnam. Badai ini juga menggenangi sebagian Laos, Thailand, dan Myanmar.

AFP sendiri melaporkan bahwa sembilan orang dipastikan tewas di Thailand utara.

Vietnam adalah negara yang paling terdampak, dengan Yagi menyebabkan ratusan orang tewas dan sekitar 800 orang terluka.

2. Dampak di Hanoi

https://www.youtube.com/embed/Hw9imYScmfs

Beberapa distrik di Hanoi tetap tergenang meskipun air banjir dari Sungai Merah telah sedikit surut.

Di distrik Tay Ho, Hanoi, orang-orang terpaksa melintasi jalanan yang tertutup air berlumpur cokelat setinggi lutut, dengan beberapa orang menggunakan perahu kecil untuk bergerak, seperti dilaporkan oleh Associated Press (AP).

Pada hari Rabu, ribuan orang yang tinggal di daerah dataran rendah di Hanoi, dekat Sungai Merah yang meluap, dievakuasi karena airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun, menurut laporan Reuters.

Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di beberapa distrik karena masalah keamanan, sementara “peringatan banjir” dideklarasikan untuk 10 dari 30 distrik administratif Hanoi, menurut BBC.

Warga Hanoi, Tran Le Quyen, menyampaikan kepada Reuters bahwa banjir kali ini adalah yang terburuk yang pernah ia alami. Ia juga mengatakan bahwa pada pagi sebelumnya, kondisi masih kering, namun sekarang seluruh jalanan telah terendam air, sehingga mereka tidak bisa tidur semalaman.

Badai ini dan dampaknya menyebabkan banjir di 200.000 hektar sawah dan lahan tanaman di negara tersebut.

“Tingginya air banjir telah menggenangi daerah pinggir sungai dan dataran rendah, mengikis tanggul, dan mengancam sebagian Hanoi serta provinsi utara lainnya,” kata Badan Penanggulangan Bencana pemerintah Vietnam dalam sebuah laporan.

Hanoi dilaporkan mengalami banjir terburuk dalam dua dekade terakhir.

3. Kerusakan di wilayah lain

https://www.youtube.com/embed/ymgqNPTbrj0

Video runtuhnya jembatan baja di Provinsi Phu Tho di atas Sungai Merah muncul pada hari Senin, menyebabkan 10 mobil dan truk, bersama dengan dua sepeda motor, jatuh ke sungai yang meluap.

Melansir AP, di Provinsi Cao Bang yang bergunung-gunung, tanah longsor menghanyutkan sebuah bus yang membawa 20 orang ke aliran sungai yang tergenang.

Banjir bandang menghanyutkan seluruh dusun di Provinsi Lao Cai, barat laut Vietnam, pada hari Selasa, menewaskan 46 orang dan meninggalkan puluhan orang hilang. Pihak berwenang mengatakan pada hari Kamis bahwa pencarian 55 orang hilang di Desa Nu masih berlangsung.

Provinsi Lao Cai adalah rumah bagi tempat trekking populer, Sapa. Tanah longsor telah memblokir banyak jalan di provinsi tersebut. Topan tersebut menerbangkan atap beberapa pabrik di Provinsi Haiphong dan Quang Ninh, mengganggu produksi.

Para ahli menyalahkan perubahan iklim atas badai yang semakin intens dan merusak. Benjamin Horton, direktur Earth Observatory of Singapore, mengatakan kepada AP bahwa badai "Semakin kuat akibat perubahan iklim, terutama karena perairan lautan yang lebih hangat menyediakan lebih banyak energi untuk memicu badai, yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan curah hujan yang lebih deras."

Saat Vietnam berjuang menghadapi dampak Badai Yagi, beberapa negara, termasuk Australia, Jepang, Korea Selatan, dan AS, telah menjanjikan bantuan.

Baca Juga: Korban Tewas Topan Yagi di Vietnam Jadi 226 Orang

Tamara Rangkuti Photo Verified Writer Tamara Rangkuti

Living proof that overthinking can be a full-time hobby.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya