Pakistan Laporkan Kasus Mpox yang Ketiga

Satu kasus lainnya masih penyelidikan

Intinya Sih...

  • Pakistan melaporkan kasus ketiga mpox di Bandara Internasional Bacha Khan, Peshawar, dengan satu kasus dugaan lainnya yang sedang diselidiki.
  • WHO mengkategorikan wabah mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional karena penemuan varian baru yang memicu kekhawatiran global.
  • Kementerian Kesehatan Pakistan membentuk sistem pengawasan dan respons terpadu untuk mpox serta terus melakukan upaya penyaringan untuk pasien yang diduga.

Jakarta, IDN Times - Pakistan telah melaporkan kasus ketiga virus mpox di Bandara Internasional Bacha Khan, Peshawar, dengan satu kasus dugaan lainnya yang sedang dalam penyelidikan, kata Dr. Irshad Ali Roghani, Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Khyber Pakhtunkhwa, pada hari Sabtu (31/8).

Perkembangan ini mengikuti pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal bulan ini, yang mengkategorikan wabah tersebut sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Kekhawatiran ini disebabkan oleh identifikasi varian baru, Clade 1b, yang memicu kekhawatiran global karena penularannya yang cepat melalui kontak dekat rutin.

1. Meski ada kekhawatiran, namun WHO menekankan bahwa mpox bukan seperti COVID-19

Melansir Pakistan Today, meskipun ada kekhawatiran ini, WHO menekankan bahwa wabah mpox sangat berbeda dari COVID-19, mengingat pengetahuan yang sudah luas tentang virus ini dan metode yang sudah ada untuk mengendalikannya.

Kementerian Kesehatan Pakistan, Abdul Qadir Patel, sebelumnya menjelaskan bahwa kasus pertama mpox yang terdeteksi di negara tersebut melibatkan varian clade 2. Kasus kedua yang dikonfirmasi, terdeteksi minggu lalu, juga ditemukan di bandara Peshawar.

Menurut Dr. Roghani, dua pelancong yang menunjukkan gejala virus mpox, sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, dicegat di bandara pada hari Kamis. Mereka segera dipindahkan ke Rumah Sakit Polisi dan Layanan (PSH) untuk perawatan segera.

Dokumen yang ditinjau oleh outlet berita swasta, termasuk 'Formulir Data Penumpang yang Diduga', mengungkapkan bahwa kedua individu tersebut berada di penerbangan yang sama dari Jeddah ke Peshawar. Pasien yang dikonfirmasi, seorang laki-laki berusia 51 tahun dari Orakzai, saat ini dalam kondisi stabil dan menerima perawatan di PSH.

"Ini adalah kasus ketiga mpox yang dikonfirmasi di Khyber Pakhtunkhwa tahun ini," kata Dr. Roghani, mencatat bahwa belum ada kasus penularan lokal yang dilaporkan hingga saat ini. Dia menambahkan bahwa sampel yang diambil dari pasien tersebut dikirim ke laboratorium, di mana Laboratorium Referensi Kesehatan Masyarakat kemudian mengkonfirmasi diagnosis tersebut.

2. Departemen Kesehatan Khyber Pakhtunkhwa telah membentuk sistem pengawasan dan respons terpadu untuk mpox

Pakistan Laporkan Kasus Mpox yang Ketigailustrasi mpox (angelp from Getty Images via Canva Pro)

Sementara itu, individu kedua, seorang laki-laki berusia 47 tahun dari Peshawar, juga telah dikirimkan sampelnya untuk pengujian, dengan hasil yang masih ditunggu, menurut Dr. Roghani.

Menanggapi wabah ini, Departemen Kesehatan Khyber Pakhtunkhwa telah membentuk sistem pengawasan dan respons terpadu untuk mpox. Koordinator Kesehatan Nasional juga mengkonfirmasi deteksi kasus kedua di bandara Peshawar minggu lalu.

Melansir Dawn, Kementerian Layanan Kesehatan Nasional meyakinkan publik bahwa virus mpox tetap terkendali di Pakistan. Juru bicara kementerian menyoroti bahwa upaya penyaringan untuk pasien yang diduga masih terus berlangsung di seluruh negeri, dengan mereka yang menunjukkan gejala diisolasi di bangsal rumah sakit untuk mencegah penularan lokal.

3. Peringatan WHO terkait mpox

WHO sebelumnya telah meningkatkan tingkat peringatan tertingginya di Afrika setelah wabah di Republik Demokratik Kongo (DRC) mulai menyebar ke negara-negara tetangga. Sejak wabah dimulai pada Januari 2023, DRC telah melaporkan 27.000 kasus dan lebih dari 1.100 kematian, terutama di kalangan anak-anak.

Sejauh ini, varian Clade 1b telah dikonfirmasi di Swedia dan Thailand, menandai kasus pertama penyebarannya di luar Afrika. Namun, WHO belum merekomendasikan pembatasan perjalanan terkait dengan wabah mpox.

Mpox biasanya muncul dengan gejala mirip flu dan lesi berisi nanah. Meskipun penyakit ini umumnya ringan, bisa berakibat fatal, terutama bagi anak-anak, perempuan hamil, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah.

Baca Juga: 5 Pemberontak Tewas dalam Operasi Keamanan di Pakistan

Tamara Rangkuti Photo Verified Writer Tamara Rangkuti

Living proof that overthinking can be a full-time hobby.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya