Menlu AS Klaim Diplomasi ala Biden Perlambat Ekspansi Spionase China

China dituduh mata-matai AS lewat Kuba 

Jakarta, IDN Times - Langkah-langkah diplomatik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperlambat upaya China untuk ekspansi fasilitas intelijennya di seluruh dunia. Hal itu diungkap Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (12/6/2023), jelang kunjungan ke Beijing akhir pekan ini.

Pernyataan Blinken muncul setelah Washington menanggapi soal laporan Wall Street Journal beberapa hari lalu. Surat kabar itu menyebut ada upaya baru dari China untuk mata-matai AS lewat Kuba.

Baca Juga: Microsoft Peringatkan Ancaman Serangan Siber Peretas China

1. Upaya Biden halangi ekspansi fasilitas intelijen China di luar negeri membuahkan hasil 

Menlu AS Klaim Diplomasi ala Biden Perlambat Ekspansi Spionase ChinaIlustrasi spionase (pixabay.com/WikiImages)

Seperti dikutip dari Reuters, Blinken menyebut upaya spionase China lewat Kuba adalah langkah untuk memperluas kehadirannya di luar negeri. Tetapi, itu telah dihalau oleh pemerintahan Biden dan membuahkan hasil setelah berkuasa tahun 2021.

"Para ahli kami menilai bahwa upaya diplomatik kami telah memperlambat upaya RRC (China) ini," kata Blinken, tanpa menjelaskan hasil seperti apa yang dicapai.

Blinken mengatakan, eks Presiden Donald Trump semasa jabatannya sadar bahwa China meningkatkan fasilitas pengumpulan intelijen di Kuba tahun 2019. Namun, hanya ada sedikit kemajuan dari Trump untuk halau langkah tersebut.

Setelah pemerintahan Biden berkuasa, para pejabat AS diberi pengarahan tentang upaya China untuk memperluas logistik, pangkalan militer, pengumpulan infrastruktur luar negeri mereka.

Blinken menjelaskan China mengupayakan itu semua agar bisa memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militernya secara jarak jauh. Kegiatan itu termasuk peningkatan yang ada di Kuba.

Baca Juga: China Dituding Mata-matai AS dari Pangkalan Rahasia di Kuba

2. AS tukar informasi dengan negara-negara yang pertimbangkan bangun fasilitas militer China 

Dalam menghalau ekspansi spionase Beijing, Blinken mengatakan administrasi Biden telah menginstruksikan timnya untuk lakukan pendekatan lebih langsung. Seperti berdiskusi dengan negara-negara yang tengah mempertimbangkan untuk dijadikan pangkalan militer China dan bertukar informasi dengan mereka.

"Kami telah menjalankan pendekatan itu secara diam-diam, hati-hati - tetapi, dalam penilaian kami, dengan hasil - sejak saat itu. Saya tidak dapat menjelaskan setiap langkah yang telah kami ambil, tetapi strateginya dimulai dengan diplomasi," kata Blinken, dilansir dari Reuters.

Melansir Times of India, China membantah memiliki fasilitas militer di Kuba. Pihaknya juga mengecam otoritas AS karena merilis informasi yang dianggapnya tidak konsisten.

"Tentang dugaan kegiatan mata-mata China di Kuba, ini adalah informasi palsu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers reguler pada Senin. 

"Selama dua hari terakhir, kami telah melihat pemerintah dan media AS merilis banyak informasi yang tidak konsisten tentang apa yang disebut tuduhan ... Ini adalah tampilan dari 'AS yang saling bertentangan'," sambung dia.

Baca Juga: Pejabat AS: Balon Mata-mata China Kumpulkan Data Intelijen 

3. AS khawatir soal hubungan China-Kuba

Menlu AS Klaim Diplomasi ala Biden Perlambat Ekspansi Spionase ChinaIlustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Tudingan soal fasilitas di Kuba muncul jelang keberangkatan Blinken ke Beijing yang tertunda pada Februari 2023. Penundaan itu merupakan respons atas insiden balon mata-mata China yang terbang di wilayah udara AS.

Kendati penerbangan Blinken tinggal menghitung hari, Wang mengatakan tidak memiliki informasi soal kunjungan Menlu AS itu. 

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio membantah laporan Wall Street Journal soal fasilitas intelijen China. Menurutnya, informasi itu ditujukan untuk membenarkan embargo ekonomi Washington terhadap Havana yang telah berlangsung puluhan tahun lalu.

Cossio kemudian menegaskan, Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin dan Karibia.

Terlepas kekhawatiran AS soal kerja sama China-Kuba, Wang mengatakan Washington tidak memiliki peluang untuk mengganggu hubungan Beijing-Havana.

"Kami adalah teman yang tulus," imbuh Wang, mengutip US News.

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya