Demonstran Iran Rayakan Hari Perebutan Kantor Kedubes AS Tahun 1979 

Kedubes AS diserbu warga usai terjadinya revolusi Iran

Tangerang Selatan, IDN Times - Demonstran Iran, pada Jumat (5/11/2022), merayakan hari perebutan kantor kedutaan Amerika Serikat (AS) di Teheran yang terjadi pada 1979. 

Saat itu, mahasiswa yang mendukung Revolusi Islam Iran menyerbu kedutaan AS, usai tumbangnya rezim Shah Pahlevi yang didukung oleh Washington. Adapun 52 orang Amerika disandera di sana selama 444 hari. 

1. Demonstran berkumpul di depan bekas kantor kedutaan AS di Teheran

Melalui siaran televisi pemerintah Iran, puluhan ribu demonstran anti-Amerika dari berbagai wilayah merayakan “Hari Nasional Melawan Kesombongan Global” yang diiringi dengan seruan lagu Death to America. Beberapa pelajar membawa spanduk sebagai dukungan terhadap penyitaan kedutaan AS.

Jumlah demonstran itu tergolong sedikit jika dibandingkan dengan para pengunjuk rasa yang memprotes kematian Mahsa Amini. 

Seorang ulama senior Sunni, yang sering mengkritik para penguasa ulama Syiah Iran, meminta mereka untuk menggelar referendum demi mengatasi krisis saat ini. 

"Anda harus menyelesaikan masalah Anda dengan bangsa ini yang pernah memberi Anda legitimasi. Mayoritas orang tidak puas sekarang. Jika Anda tidak setuju, maka adakan referendum yang adil dengan pengamat internasional," kata Molavi Abdolhamid saat khutbah shalat Jumat di Zahedan, seperti dikutip dari Reuters.

Otoritas Iran mendesak pasukan keamanan untuk segera membasmi protes anti-pemerintah, yang telah menyebar ke semua lapisan masyarakat. 

Baca Juga: AS Ancam Akan Keluarkan Iran dari Komisi Perempuan PBB

2. Presiden Biden sebut AS akan bebaskan Iran  

Demonstran Iran Rayakan Hari Perebutan Kantor Kedubes AS Tahun 1979 Potret Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (Instagram.com/potus)

Pada Kamis (3/11/2022), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa para demonstran di Iran akan segera berhasil membebaskan diri.

"Jangan khawatir, kita akan membebaskan Iran. Mereka akan segera membebaskan diri mereka sendiri," ujar Biden dalam pidato kampanyenya di California, dikutip dari Deutsche Welle.

Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan bahwa Biden telah menyatakan solidaritas untuk para pengunjuk rasa yang memprotes kematian Amini.

3. Presiden Raisi sebut Iran telah dibebaskan sejak 43 tahun yang lalu  

Demonstran Iran Rayakan Hari Perebutan Kantor Kedubes AS Tahun 1979 Potret Presiden Iran, Ebrahim Raisi (twitter.com/Iran_GOV)

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menganggap demonstran yang memprotes kematian Amini sebagai pengkhianat yang tertipu. Dia juga menanggapi pernyataan Biden, dengan mengatakan bahwa Iran telah dibebaskan sejak 43 tahun yang lalu.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, menyebut Biden sebagai orang yang munafik. 

"Gedung Putih semakin mempromosikan kekerasan dan teror dalam kerusuhan baru-baru ini di Iran, sementara pada saat yang sama berusaha mencapai kesepakatan nuklir," kata Amirabdollahian dalam cuitannya di Twitter. 

Wakil Raisi, Mohammad Hosseini, telah meminta pasukan keamanan untuk bekerja cepat demi mengakhiri kerusuhan di berbagai wilayah.

Baca Juga: Ukraina Resmi Minta FIFA Coret Iran dari Piala Dunia 2022

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya