WHO Tetapkan Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global

Kini tengah menyebar di Kongo

Intinya Sih...

  • WHO nyatakan wabah cacar monyet sebagai kondisi darurat kesehatan global di Afrika.
  • Lebih dari 17 ribu kasus dan 500 kematian dilaporkan di 13 negara Afrika, dengan 14 ribu kasus di Kongo.
  • Vaksin tidak akan tiba dalam waktu dekat, sementara hambatan termasuk keterbatasan pasokan vaksin dan pendanaan.

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah mpox atau cacar monyet sebagai kondisi darurat kesehatan global. Cacar monyet sedang mewabah di Afrika.

Melansir CNN, Jumat (16/9/2024), WHO khawatir jenis virus klade Ib telah mencapai empat negara di Afrika, yang sebelumnya termasuk negara aman.

“Deteksi dan penyebaran cepat klade Ib baru cacar monyet di Kongo timur ini menyebar ke negara-negara tetangganya yang sebelumnya tidak melaporkan adanya cacar monyet dan potensi penyebaran lebih lanjut,” sebut pernyataan WHO.

Baca Juga: Apa Itu Cacar Monyet? Ini Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

1. 14 ribu kasus di Kongo

Sejak awal tahun, lebih dari 17 ribu kasus cacar monyet dan lebih dari 500 kematian telah dilaporkan di 13 negara di Afrika. Saat ini ada 14 ribu kasus di Kongo dan 96 persen kasusnya terkonfirmasi di bulan ini.

Sementara itu, vaksin mengatasi wabah yang kini merebak di Kongo dan negara tetangganya, kemungkinan tidak akan tiba di wilayah tersebut dalam waktu dekat.

Virus cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Penyakit ini menimbulkan gejala seperti demam, nyeri otot, dan lesi di seluruh tubuh. Jika tidak diobati, mpox bisa berakibat fatal. 

Baca Juga: Vaksin Mpox Kemungkinan Akan Telat Sampai di Afrika

2. Vaksin bisa terlambat masuk Afrika

Meski para ahli berharap pengumuman keadaan darurat ini dapat memicu tindakan di seluruh dunia, tetapi mereka mengakui masih banyak hambatan yang dihadapi, termasuk keterbatasan pasokan vaksin, pendanaan, dan wabah penyakit lainnya.

“Jika deklarasi besar hanya tinggal sebatas kata-kata, maka hal ini tidak akan membawa perubahan yang berarti,” kata Emmanuel Nakoune, pakar mpox di Institut Pasteur de Bangui di Republik Afrika Tengah.

CDC Afrika pekan lalu melaporkan pihaknya telah menerima dana darurat sebesar 10,4 juta dolar AS (sekitar Rp163 miliar) dari Uni Afrika sebagai respons atas penyakit mpox. Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya mengatakan ada rencana yang jelas untuk mengamankan tiga juta dosis vaksin tahun ini.

Namun, sumber-sumber yang terlibat dalam perencanaan peluncuran vaksinasi di Kongo menyebutkan kemungkinan hanya ada 65 ribu dosis yang tersedia dalam waktu dekat. Selain itu, kampanye vaksinasi juga kemungkinan besar tidak akan dimulai sebelum Oktober.

Baca Juga: RD Kongo Dialog dengan Zambia untuk Buka Perbatasan

3. Menyebar di kamp pengungsi Kongo

Para pejabat di CDC Afrika mengungkapkan, hampir 70 persen kasus Mpox di Kongo terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun, yang juga menyumbang 85 persen dari total kematian.

Jacques Alonda, seorang ahli epidemiologi yang bekerja di Kongo dengan badan amal internasional, mengatakan dia dan para ahli lainnya sangat khawatir dengan penyebaran mpox di kamp-kamp pengungsi di wilayah timur negara itu yang sedang dilanda konflik.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya