Tak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan di Inggris

Kerusuhan pecah di Inggris usai penikaman tiga anak-anak

Intinya Sih...

  • Kerusuhan pecah di Inggris setelah penikaman tiga anak-anak di kelas tari di Southport, Senin, 29 Juli.
  • Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi tidak ada WNI yang jadi korban kerusuhan di Inggris.
  • KBRI London mengeluarkan imbauan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) terkait kerusuhan, khususnya di Sunderland.

Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengonfirmasi tidak ada WNI yang jadi korban kerusuhan di Inggris. Kerusuhan itu pecah setelah kasus penikaman tiga anak-anak di kelas tari di Southport, Senin, 29 Juli.

“Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban,” kata Judha, dalam pesan singkatnya, Senin (5/8/2024).

“Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran,” lanjut Judha.

Judha juga merilis data WNI yang tercatat di beberapa kota di Inggris yang dilanda demo. Rinciannya, 18 WNI di Sunderland, 532 WNI di Manchester, 467 WNI di Leeds, 290 WNI di Nottingham, 228 WNI di Bristol, 134 WNI di Liverpool, dan 3.279 WNI di London.

 

Baca Juga: Rusuh di Inggris, KBRI London Keluarkan Imbauan untuk WNI

1. KBRI minta WNI terus memantau pemberitaan

KBRI London mengeluarkan imbauan buat Warga Negara Indonesia (WNI) terkait kerusuhan, khususnya di Sunderland.

“KBRI London mengimbau agar seluruh WNI yang berada di Inggris Raya dan Irlandia untuk mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktivitas di luar rumah,” sebut pernyataan KBRI London.

“KBRI juga mengimbau agar para WNI mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat, serta terus memantau komunikasi di media sosial KBRI London dan komunitas WNI setempat,” lanjut pernyataan KBRI.

Baca Juga: Demonstran Sayap Kanan Inggris Rusuh dan Bentrok dengan Polisi

2. Kerusuhan pecah usai penikaman tiga bocah

Kerusuhan pecah di Kota Sunderland, Inggris, usai penikaman yang menewaskan tiga anak di Southport, pekan lalu. Kerusuhan ini dimulai sejak Jumat malam.

Permintaan peningkatan keamanan langsung datang dari para pemimpin komunitas menyusul aksi demo penuh kekerasan yang menyebar dari Southport hingga ke kota-kota lainnya termasuk London, Manchester serta Aldershoot.

Demo bermula dari dugaan pelaku penikaman anak-anak tersebut adalah Muslim. Tersangka diidentifikasi bernama Axel Rudakubana yang berusia 17 tahun.

Dalam demo ini, masjid-masjid di Inggris juga mendapat penyerangan, terutama di Southport, lokasi insiden penikaman terjadi pada pekan lalu.

Aksi demo juga menyasar akomodasi pencari suaka di Manchester dan Aldershot, di mana pengunjuk rasa mengacungkan spanduk dengan pesan seperti "deportasi mereka, jangan dukung mereka" dan "tidak ada tempat untuk imigran ilegal."

Baca Juga: Rusuh di Inggris, KBRI London Keluarkan Imbauan untuk WNI

3. Kronologi penikaman

Insiden penikaman ini terjadi di sebuah kelas tari di Southport, dekat Liverpool, Inggris pada awal libur musim panas bagi anak-anak. Kelas menari dan yoga tersebut bertema Taylor Swift. Polisi dipanggil sekitar pukul 11:50 waktu setempat ketika serangan penikaman terjadi dan menewaskan tiga anak-anak serta melukai 11 orang.

Layanan ambulans mengirim 13 unit bersama sumber daya khusus dan telah membawa para korban penikaman ke Rumah Sakit Anak Alder Hey, Rumah Sakit Universitas Aintree dan Rumah Sakit Southpor serta Formby. Colin Parry, salah satu orang yang menelepon polisi mengatakan, dirinya yakin beberapa gadis muda telah ditikam.

"Para ibu datang ke sini sekarang dan berteriak. Ini seperti adegan dalam film horor," katanya.

"Ini seperti sesuatu dari Amerika Serikat (AS), tidak seperti Southport yang cerah," tambahnya.

 

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya