Situasi Palestina Bukti Rapuhnya Multilateralisme 

Menlu Retno bicara di pertemuan Menlu G20

Intinya Sih...

  • Menlu Retno soroti kegagalan multilateralisme di pertemuan Menlu G20
  • Situasi kemanusiaan di Palestina dan Lebanon menjadi perhatian utama Retno

New York, IDN Times - Tanda-tanda kegagalan multilateralisme disorot oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi ketika berbicara di pertemuan Menlu G20, di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79.

Isu yang sama juga dikemukakan Retno ketika memberikan pernyataan nasional di Summit of The Future pada awal pekan ini. Forum tersebut menghasilkan Pakta Masa Depan yang diharapkan tak bakal gagal.

“Ada tanda-tanda kegagalan multilateralisme yaitu fragmentasi tata kelola global, erosi kepercayaan, dan respons yang tidak memadai terhadap tantangan yang muncul. Konsekuensi dari kegagalan ini sangat besar. Tanpa sistem multilateral yang berfungsi, kita berisiko tergelincir ke era di mana kekuasaan menang atas keadilan,” kata Retno, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS), Rabu (25/9/2024).

Baca Juga: Senyum Indonesia untuk Palestina yang Dapat Kursi di Sidang Umum PBB

1. Singgung lagi kondisi Palestina

Situasi Palestina Bukti Rapuhnya Multilateralisme Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Markas Besar PBB, AS. (dok. Kemlu RI)

Retno kemudian kembali mengangkat situasi yang saat ini semakin parah yang terjadi di Palestina, bahkan meluas ke Lebanon baru-baru ini. Pelakunya tetap sama, yaitu Israel.

“Situasi kemanusiaan yang mengerikan di Palestina benar-benar menunjukkan betapa rapuhnya multilateralisme. Genosida di Gaza bersama dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menjadi pengingat akan kebutuhan mendesak untuk menegakkan hukum internasional dan hak-hak dasar, tanpa kecuali,” tegas Retno.

“Jangan sampai apa yang terjadi di Ukraina, Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon menjadi new normal,” ucap dia.

Baca Juga: Konflik Israel-Lebanon Bakal Jadi Isu Dominan Pada Sidang Umum PBB

2. G20 bisa pulihkan multilateralisme

Situasi Palestina Bukti Rapuhnya Multilateralisme Menlu RI Retno Marsudi hadiri pertemuan Menlu G20 di Sidang Majelis Umum PBB. (IDN Times/Sonya Michaella)

Meski demikian, Retno masih menaruh harapan pada kelompok G20 yang dianggapnya bisa memulihkan kondisi multilateralisme saat ini. Retno kembali menyerukan reformasi multilateral.

“Reformasi harus dilakukan agar sistem ini lebih inklusif, representatif, dan efisien, dengan memperhatikan realitas dunia saat ini di mana negara-negara Global South mewakili 85 persen populasi dunia dan memiliki kontribusi ekonomi yang semakin besar,” tutur dia.

Baca Juga: Menlu Retno: Isu Air Jadi Prioritas Indonesia

3. Negara-negara maju harus bisa adil

Situasi Palestina Bukti Rapuhnya Multilateralisme Menlu RI Retno Marsudi hadiri pertemuan Menlu G20 di Sidang Majelis Umum PBB. (IDN Times/Sonya Michaella)

Selain itu, Retno juga menekankan pentingnya memajukan kepercayaan strategis dan keadilan, yaitu tindakan-tindakan yang diambil oleh para negara maju seharusnya bisa selaras dengan kewajiban mereka.

“Perlunya upaya nyata untuk menjembatani kesenjangan antara komitmen global dan tindakan di lapangan,” ujarnya.

Lalu, G20 juga harus bisa beradaptasi terhadap tantangan-tantangan baru yang muncul termasuk soal digital, regulasi siber serta kecerdasan buatan atau AI. Hal ini penting diperhatikan guna memastikan kemajuan teknologi tersebut bisa dinikmati semua pihak dan kalangan.

Baca Juga: Indonesia Minta DK PBB Bangun, Setop Ulah Israel di Gaza

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya