Rusia Minta DK PBB Rilis Resolusi Baru soal Palestina-Israel

Rusia desak DK PBB gelar pemungutan suara hari ini

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menekan Dewan Keamanan PBB untuk segera mengeluarkan resolusi baru terkait konflik Palestina dan Israel.

Dilansir Al Jazeera, Senin (16/10/2023), rancangan resolusi pun sudah diajukan Rusia pada 13 Oktober 2023 yang menyerukan adanya gencatan senjata kemanusiaan, mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan tindakan terorisme, menuntut akses kemanusiaan, serta evakuasi yang aman bagi warga sipil serta pembebasan sandera.

“Kami yakin bahwa DK PBB harus bertindak untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza dan memulai kembali perdamaian dengan mendirikan negara Palestina yang mereka,” kata Nebenzia usai pertemuan tertutup DK PBB, pekan lalu.

1. Salahkan AS dan Uni Eropa

Dalam rapat darurat DK PBB tersebut, Rusia sempat menuding Amerika Serikat (AS) jadi biang keladi perang yang membara di Timur Tengah. Selain itu, Rusia juga mengkritik Uni Eropa yang “menutup mata” dalam serangan Israel ke warga sipil di Gaza.

Resolusi DK PBB membutuhkan setidaknya sembilan suara yang setuju dan tidak ada veto dari lima anggota tetap yakni AS, Rusia, Inggris, Prancis dan China.

Resolusi DK PBB terakhir terkait konflik Palestina dan Israel dikeluarkan pada Desember 2016 dengan judul ‘Illegality of Israeli Settlements in Palestinian Territory Occupied Since 1967’.

Baca Juga: Sepekan Perang Hamas-Israel, 2.329 Orang Tewas di Jalur Gaza

2. Rusia minta pemungutan suara digelar hari ini

Rusia Minta DK PBB Rilis Resolusi Baru soal Palestina-Israelun.org

Sementara itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan bahwa Rusia mendesak agar pemungutan suara untuk menentukan resolusi digelar secepatnya.

“Belum ada perubahan terkait draf resolusi tersebut dan seharusnya pemungutan suara bisa digelar pada Senin, 16 Oktober 2023 sore (waktu setempat),” tutur Polyanskiy.

3. Rusia dituding tak serius ajukan draf

Rusia Minta DK PBB Rilis Resolusi Baru soal Palestina-IsraelGedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Meski demikian, usulan Rusia ini mendapat protes dari beberapa negara. Seorang diplomat negara Barat yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa Rusia terkesan tak jelas ketika mengajukan draf resolusi ini.

“Resolusi tersebut tidak secara langsung menyebut nama Hamas, yang sudah jadi perdebatan di beberapa anggota DK PBB,” ucap diplomat tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa jumlah warga yang tewas di Jalur Gaza semakin meningkat. Per 15 Oktober 2023 kemarin, jumlah korban tewas telah mencapai 2.329 orang dan korban terluka mencapai 9.500 orang.

Baca Juga: Presiden Palestina: Hamas Tidak Mewakili Rakyat Kami

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya