Protes Dibahas di G7, China Panggil Dubes Jepang 

Komunike G7 sebut soal perilaku China

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong telah memanggil Duta Besar Jepang yang berkedudukan di Beijing, Hideo Tarumi, menyampaikan protes terkait isu dalam negeri China yang diangkat selama KTT G7 di Hiroshima, Jepang, pekan lalu.

Sebuah komunike dikeluarkan para pemimpin negara G7 terkait ketegangan di Laut China Selatan dan Laut China Timur, serta masalah HAM di Xinjiang dan Tibet.

Tak hanya itu, negara-negara G7 juga membahas soal demokrasi di Taiwan dan Hong Kong, yang dianggap dibelenggu oleh China.

Baca Juga: Malaysia Siap Rundingkan Laut China Selatan dengan China 

1. Tindakan Jepang merugikan China

Sun mengatakan Jepang berkolaborasi dengan negara G7 untuk mencoreng dan menyerang China serta mencampuri urusan dalam negeri.

“Jepang juga melanggar prinsip dasar hukum internasional dan semangat empat dokumen politik antara China dan Jepang, merujuk pada Pernyataan Bersama China-Jepang 1972,” kata Sun, dikutip dari Channel News Asia, Senin (22/5/2023).

Sun juga menyampaikan kepada Tarumi, bahwa tindakan Jepang merugikan keamanan China dan merusak hubungan bilateral kedua negara.

Namun, Tarus menganggap hal itu biasa. Menurut Tarumi, wajar bagi kelompok G7 menyuarakan masalah yang menjadi perhatian bersama di dunia internasional.

Baca Juga: AS Dukung Filipina Lawan China di Laut China Selatan 

2. China diminta bujuk Rusia akhiri invasi ke Ukraina

Protes Dibahas di G7, China Panggil Dubes Jepang Pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. (dok. Kremlin.ru)

Selain masalah dalam negeri China, komunike kelompok G7 juga mendesak agar China menggunakan pengaruhnya untuk menekan Rusia agar mengakhiri invasinya ke Ukraina.

Sementara itu, perwakilan dari pemerintah China sendiri diketahui sudah berkunjung ke Ukraina dan Rusia guna mendamaikan kedua belah pihak.

Baca Juga: Kapal China Dekati Kapal India-ASEAN di Laut China Selatan 

3. China kritik G7 terlalu ikut campur urusan dalam negerinya

Kementerian Luar Negeri China mengatakan sangat menyesalkan komunike tersebut. Mereka menentang tegas komunike yang dikeluarkan pemimpin G7.

"China menegaskan penyelesaian masalah Taiwan harus diputuskan oleh rakyat China," sebut pernyataan Kemlu China.

China menegaskan bahwa situasi Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet, adalah urusan dalam negeri yang sebaiknya tak dicampuri negara mana pun.

"Beijing dengan tegas menentang campur tangan kekuatan luar dalam urusan tersebut dengan dalih hak asasi manusia," lanjut pernyataan tersebut.

China juga mendesak agar kelompok G7 berhenti mendikte negara lain dan kembali ke tujuan sesungguhnya dari kelompok tersebut.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya