Presiden Prancis Marah ke Israel, Minta Setop Serang Rafah 

45 orang tewas di kamp pengungsian

Intinya Sih...

  • Presiden Prancis marah atas serangan Israel ke zona pengungsian Rafah, Gaza
  • Setidaknya 45 orang tewas dan 249 terluka akibat serangan rudal Israel

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kemarahannya kepada Israel, atas serangan mereka ke Rafah di Jalur Gaza, yang menyasar tenda-tenda pengungsi warga Palestina.

“Saya marah dengan serangan Israel yang telah menewaskan banyak pengungsi di Rafah,” kata Macron, dikutip dari Anadolu, Selasa (28/5/2024).

“Operasi militer ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah yang aman di Rafah bagi warga Palestina. Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera,” tambah dia.

Baca Juga: Militer Israel Klaim Bunuh Pimpinan Hamas dalam Serangan Rafah 

1. Korban tewas di Rafah bertambah jadi 45 orang

Setidaknya 45 orang tewas akibat serangan Israel ke zona pengungsian yang diklaim aman. Zona pengungsian ini disediakan Israel untuk warga Palestina yang mengungsi dari Kota Rafah.

Sementara itu, 249 orang juga dilaporkan terluka. Israel menerjunkan sekitar delapan rudal yang menghantam kamp tersebut, pada Minggu malam sekitar pukul 20.45 waktu setempat.

Banyak dari mereka yang tewas terbakar hidup-hidup di dalam kamp mereka sendiri yang terletak di Tal as-Sultan.

Baca Juga: Serangan Udara Israel di Rafah Bakar Warga Hidup-hidup

2. Sengaja targetkan kamp pengungsian

Militer Israel dilaporkan sengaja menargetkan blok pengungsian warga Palestina di Rafah, selatan Gaza, di mana awalnya blok tersebut diklaim Israel sebagai zona aman untuk warga sipil.

Zona aman ini dipersiapkan oleh Israel dan meminta agar para warga Palestina di Rafah untuk pindah ke zona-zona tersebut lantaran mereka ingin memburu para pejuang Hamas di Rafah.

“Kami menerima panggilan darurat setelah area di belakang Al Baraksat jadi sasaran. Kami membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk memadamkan api di area tersebut dan kami berusaha untuk mengeluarkan jasad yang hangus. Mereka terbakar hidup-hidup,” tutur seorang staf bantuan darurat di Rafah.

3. Terpaksa dibawa ke rumah sakit lapangan

Sementara itu, para korban terluka yang jumlahnya mencapai 50 orang terpaksa dibawa ke rumah sakit lapangan yang didirikan sementara di Rafah karena rumah sakit resmi dipaksa untuk dikosongkan oleh Israel.

Sampai saat ini, terdata ada 35 orang yang tewas, yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya