Pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon Mengundurkan Diri 

Namun ia tetap memimpin hingga penggantinya dipilih

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Skotlandia sekaligus Menteri Utama, Nicola Sturgeon, mengundurkan diri. Sturgeon telah menjabat sebagai pemimpin Skotlandia selama delapan tahun terakhir.

“Di kepala dan hati saya, ini adalah waktu yang tepat untuk mundur,” kata Sturgeon, dikutip dari BBC, Rabu (15/2/2023).

Sturgeon akan tetap memimpin Skotlandia hingga penggantinya nanti terpilih. Namun, hingga kini belum ditentukan siapa saja calon yang akan menggantikan dia.

Baca Juga: Skotlandia Akan Tinjau Kebijakan Sel Tahanan Transgender

1. Memimpin Skotlandia sejak 2014

Sturgeon memimpin Skotlandia sejak 2014, usai referendum, di mana ia mengambil alih kursi menteri utama Skotlandia yang sebelumnya diduduki Alex Salmond.

Pemungutan suara referendum kala itu menghasilkan bahwa 55 persen pemilih menentang kemerdekaan, dan 45 persen ingin Skotlandia lepas dari Inggris.

Sebelumnya, Sturgeon mengumumkan bahwa referendum kedua akan digelar pada Oktober 2023.

Sturgeon memahami bahwa referendum tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan London, untuk itu dia telah mengajukan proses referendum ke Mahkamah Agung Inggris Raya. Belum ada keterangan kapan referendum akan dibahas pengadilan.

2. Ada empat nama yang digadang-gadang bakal gantikan Sturgeon

Ada empat nama yang kini bertengger di pemerintahan Skotlandia, di mana disebut bakal menggantikan Sturgeon.

Nama-nama tersebut ialah John Swinney, wakil menteri pertama. Lalu Kate Forbes sang menteri keuangan, Humza Yousfa si menteri kesehatan, dan Angus Robertson yang cukup memegang peran di kepemimpinan Partai Nasional Skotlandia.

3. Referendum Skotlandia ditentang oposisi

Pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon Mengundurkan Diri Kastil Balmoral, Skotlandia (unsplash.com/harryk1947)

Sementara itu, langkah untuk melaksanakan referendum akan mendapat pertentangan dari oposisi pemerintah Skotlandia, yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh Skotlandia.

Douglas Ross, seorang politisi yang memimpin Partai Konservatif Skotlandia, menuduh rencana Sturgeon hanya akan memicu perpecahan pada saat krisis ekonomi sedang dihadapi.

Baca Juga: Tolak RUU Terkait Transgender, Menteri Skotlandia  Mengundurkan Diri

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya