Palestina Hargai Upaya Mediator Gencatan Senjata Gaza
Intinya Sih...
- Utusan Khusus Presiden Palestina menghargai upaya mediator untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
- Menteri Luar Negeri AS menyatakan Israel menerima proposal tambahan untuk kesepakatan senjata Gaza, meminta Hamas melakukan hal yang sama.
- Hamas tidak hadir dalam negosiasi di Doha, menyatakan proposal tambahan AS hanya menanggapi persyaratan Israel dan bisa menggagalkan upaya mediator.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Utusan Khusus Presiden Palestina Riyad al-Maliki menyatakan bahwa pemerintahannya sangat menghargai upaya para mediator dalam bernegosiasi soal gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Upaya yang telah dilakukan Mesir, Qatar selama beberapa bulan terakhir sangat dihargai, sangat luar biasa. Jika gencatan senjata ini benar-benar bisa tercapai dalam waktu beberapa hari lagi, ini berarti kita akan berhenti menghitung kematian yang saat ini sedang terjadi,” kata al-Maliki, dalam diskusi FPCI: Palestine’s Never-Ending Struggle for Statehood, Human Rights, and Justice, di Jakarta, Selasa (20/8/2024).
“Sangat penting bagi kita untuk mempertimbangkan, fokus dan mengerahkan seluruh energi kita untuk mengupayakan gencatan senjata ini berhasil dan kita bisa menyelamatkan nyawa warga Palestina yang tidak bersalah,” ucap dia.
1. Israel disebut sudah setuju dengan gencatan senjata
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa Israel telah menerima proposal dan usulan tambahan AS untuk kesepakatan senjata Gaza. AS juga meminta agar Hamas bisa melakukan hal yang sama.
“Saya bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan dia mengonfirmasi bahwa Israel menerima proposal tambahan tersebut. Sekarang menjadi kewajiban Hamas untuk melakukan hal yang sama,” kata Blinken, dikutip dari Channel News Asia.
Washington mengajukan proposal tambahan tersebut pekan lalu setelah negosiasi gencatan senjata dihelat di Doha, Qatar.
Baca Juga: Wajah Baru Gedung Pancasila Jadi Saksi Pertemuan RI-Palestina
Editor’s picks
2. Hamas tolak negosiasi lanjutan
Sementara itu, Hamas memang tidak hadir dalam putaran negosiasi di Doha pekan lalu. Sebaliknya, Hamas minta kesepakatan langsung dikeluarkan dari pada terus mengadakan lebih banyak negosiasi.
Hamas juga menyatakan bahwa proposal dan usulan tambahan dari AS tersebut hanya menanggapi persyaratan yang diajukan Isarel dan bisa saja menggagalkan semua upaya yang telah dilakukan mediator, yakni Qatar dan Mesir.
Baca Juga: Hamas Kritisi Klaim Gencatan Senjata di Gaza oleh Menlu AS
3. Negosiasi di Doha berjalan alot
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby sempat mengatakan bahwa negosiasi di Doha pekan lalu berjalan alot.
Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan terkait kesepakatan, yang akan mengakhiri peperangan,” ungkap Kirby.
Negosiasi gencatan senjata tersebut mencakup setidaknya selama enam pekan, kemudian memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, dan membebaskan sandera yang masih ditahan oleh kelompok Hamas.