Menlu Retno Temui Menlu Kamboja, Bahas Ekonomi hingga TPPO

Dibahas juga soal pertahanan

Intinya Sih...

  • Pertemuan JCBC antara Indonesia dan Kamboja digelar di Phnom Penh
  • Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
  • Membahas kerja sama politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial budaya, pariwisata, masalah regional dan global

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) antara Indonesia dan Kamboja kembali digelar untuk yang ke-5 kalinya. Kali ini, pertemuan diselenggarakan di Phnom Penh.

Delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi untuk bertemu dengan Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Kamboja, Sok Chenda Sophea.

Terdapat lima topik besar yang dibahas dalam JCBC yaitu kerja sama politik, kerja sama pertahanan dan keamanan, kerja sama ekonomi, kerja sama sosial budaya dan pariwisata, serta kedua menlu juga membahas mengenai masalah atau isu di kawasan serta global.

1. Penguatan kemitraan bidang pertahanan

Menlu Retno Temui Menlu Kamboja, Bahas Ekonomi hingga TPPOMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Kamboja Sok Chenda Sophea. (dok. Kemlu RI)

Retno mengusulkan adanya penguatan kemitraan di bidang pertahanan, termasuk kerja sama industri pertahanan.

“Dalam hal ini Kamboja menyampaikan ketertarikan untuk membeli sejumlah peralatan militer produksi Indonesia seperti helikopter dan senjata ringan. Maka, saya mengundang pihak Kamboja untuk mengunjungi industri pertahanan Indonesai seperti PT PINDAD dan PTDI serta berpartisipasi dalam Indo Defence Expo and Forum tahun ini,” kata Retno, dalam keterangannya, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: Menlu Retno ke Kamboja, Bahas TPPO Online Scamming

2. Bahas soal TPPO online scamming

Menlu Retno Temui Menlu Kamboja, Bahas Ekonomi hingga TPPOMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Kamboja Sok Chenda Sophea. (dok. Kemlu RI)

Sementara itu, isu selanjutnya yang diangkat oleh Retno adalah isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terutama menyangkut kejahatan online scamming yang masih menjadi momok di Asia Tenggara dan banyak memakan korban Warga Negara Indonesia (WNI).

“Isu TPPO terutama menyangkut kejahatan online scamming yang kian meningkat ini ini menjadi perhatian serius kedua negara. Saya sampaikan bahwa tahun lalu saja, KBRI di Phnom Penh telah menangani 842 kasus online scamming yang melibatkan WNI,” tegas Retno.

Retno juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah Kamboja kepada Indonesia dalam penanganan kasus-kasus tersebut.

“Dan untuk memperkuat upaya penanggulangan TPPO, di dalam pertemuan saya juga mendorong pembentukan mekanisme bilateral khusus untuk pencegahan TPPO secara lebih efektif,” ucap Retno.

Baca Juga: Diaspora Rayakan HUT RI ke-79, Ikut Merdeka Walk di Kamboja

3. Penguatan kerja sama ekonomi, kerja sama sosial budaya dan konektivitas

Menlu Retno Temui Menlu Kamboja, Bahas Ekonomi hingga TPPOMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Kamboja Sok Chenda Sophea. (dok. Kemlu RI)

Menyangkut isu ekonomi, Retno mengapresiasi kepercayaan Kamboja terhadap produk-produk Indonesia. Nilai perdagangan kedua negara terus meningkat di mana tahun lalu hampir mencapai 1 miliar dolar AS.

Angka ini tentu masih dapat ditingkatkan, menurut Retno. Oleh karena itu, Indonesia dan Kamboja sepakat untuk mendorong kemitraan business-to-business. Retno juga mengundang para pebisnis Kamboja untuk mengunjungi Pameran Produk dan Jasa “Sousdey Indonesia” bulan September 2024 yang akan diadakan oleh KBRI Phnom Penh.

“Saya juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama ketahanan pangan dan investasi dan ketertarikan serta kesiapan sejumlah perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di bidang industri pangan dan infrastruktur di Kamboja. Untuk itu, saya meminta dukungan Pemerintah Kamboja untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi ke Kamboja,” tuturnya.

Untuk kerja sama sosial budaya, Retno mendorong agar dapat difinalisasi MoU kerja sama kebudayaan yang dapat memperkuat kolaborasi pelestarian benda-benda bersejarah, serta soal konektivitas di mana Indonesia dan Kamboja sepakat mendorong joint studies untuk pelayaran langsung dan pembukaan jalur penerbangan langsung untuk destinasi baru.

 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya