Menlu Retno soal Hamas-Fatah Akur: Langkah Maju untuk Palestina

RI harap perjanjian bisa segera diimplementasikan

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyambut baik kesepakatan antara faksi Palestina yaitu Hamas dan Fatah. Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan di Beijing, China, Selasa, 23 Juli.

“Disepakatinya Deklarasi Beijing oleh para pemangku kepentingan di Palestina merupakan langkah maju dalam mendorong rekonsiliasi dan persatuan bangsa Palestina, utamanya di tengah konflik yang berlangsung di Gaza. Indonesia berharap apa yang telah disepakati dapat diimplementasikan,” kata Retno, dalam pernyataannya, Rabu (24/7/2024).

“Isu persatuan selalu disampaikan Indonesia dalam setiap pertemuan dengan faksi-faksi di Palestina. Persatuan merupakan kunci bagi upaya mewujudkan perdamaian dan masa depan Palestina,” lanjut Retno.

Baca Juga: Hamas Akur dengan Rivalnya di Palestina, Ada Andil China

1. Hamas, Fatah dan faksi-faksi kecil Palestina teken perjanjian persatuan nasional

Faksi-faksi Palestina, Hamas dan Fatah sepakat menandatangani perjanjian persatuan nasional. Penandatanganan ini dilakukan di Beijing, China, dan disaksikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Pertemuan ini bertujuan mengakhiri permusuhan besar Hamas dan Fatah. Namun ada sejumlah faksi-faksi kecil Palestina yang ikut teken perjanjian.

Pejabat senior Hamas bernama Musa Abu Marzuk mengatakan Hamas telah menandatangani perjanjian upaya damai dengan Fatah.

"Ini adalah perjalanan menuju kesatuan nasional. Kami komitmen untuk persatuan ini," kata Marzuk.

Baca Juga: Hamas-Fatah Teken Perjanjian Persatuan Nasional di China

2. Hamas-Fatah diharapkan bisa memerintah Gaza bersama

Sementara itu, Wang Yi menegaskan penandatanganan kesepakatan ini untuk mencapai perdamaian di Palestina. Kedua faksi itu juga diharapkan bisa memerintah Gaza bersama setelah perang.

"Yang paling menonjol di sini adalah membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara," ungkap Wang.

"Rekonsiliasi sebenarnya adalah masalah internal Palestina, tapi tidak bisa dicapai tanpa dukungan masyarakat internasional," lanjut dia.

Sementara itu, pejabat Fatah, Abdel Fattah Dawla menegaskan kelompoknya sangat terbuka dengan persatuan.

"Kami juga mendukung penyelesaian secara damai dan menghapus semua hambatan yang menghalangi upaya damai ini," ungkapnya.

Baca Juga: Jusuf Kalla Bertemu Ismail Haniyeh, Usulkan Rekonsiliasi Hamas-Fatah

3. Berseteru sejak 2007

Hamas dan Fatah telah geger sejak 2007. Dua faksi ini berebut kekuasaan dan menyebabkan Palestina terpecah. Akibatnya, Palestina jadi terbagi antara Tepi Barat dan Gaza.

Hamas menguasai keseluruhan Gaza dan Otoritas Palestina memegang Tepi Barat. Namun kedua wilayah ini sama-sama masih di bawah pendudukan Israel.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya