Menlu Retno: RI Komitmen Bantu Rakyat Afghanistan

Kemampuan ekonomi masyarakat harus diperkuat

Intinya Sih...

  • Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menegaskan komitmen Indonesia membantu Afghanistan keluar dari krisis. Indonesia berkomitmen memberikan alternatif mata pencaharian bagi 2 ribu rumah tangga di Distrik Chaparhar, Provinsi Nangarhar. Retno juga menyoroti isu obat-obatan terlarang di Afghanistan dan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara serta lembaga internasional.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menegaskan komitmen Indonesia membantu Afghanistan supaya bisa keluar dari krisis saat ini.

Retno menyamapikan hal ini ketika menghadiri utusan khusus untuk Afghanistan. Sebelumnya, pertemuan serupa pernah digelar pada Mei 2023 dan Februari 2024.

“Pentingnya menyediakan sumber alternatif bagi kehidupan masyarakat Afghanistan. Dalam konteks ini, kemampuan ekonomi komunitas harus diperkuat. Ini terkait dengan diskusi sebelumnya mengenai masalah enabling private sector, atau kerja sama ekonomi,” kata Retno, dalam keterangannya, Selasa (2/7/2024).

“Indonesia berkomitmen untuk menyiapkan alternative livelihood untuk 2 ribu households di Distrik Chaparhar di Provinsi Nangarhar, melalui dukungan untuk agronomic practices yang berdampak bagi lebih dari 14 ribu rakyat Afghanistan,” lanjut dia.

1. Soroti soal penanaman opium di Afghanistan

Selain itu, Retno juga menyoroti isu obat-obatan terlarang, tidak hanya mengkhawatirkan bagi Afghanistan, tetapi juga isu yang akan berdampak pada kawasan dan dunia. Kita perlu mengapresiasi kebijakan poppy ban.

“Pertanyaannya adalah bentuk dukungan apa yang dapat diberikan oleh masyarakat internasional, sehingga kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Afghanistan,” ucap dia.

“Indonesia juga mendorong negara-negara yang memiliki kesamaan karakter tanah dan cuaca, untuk dapat membantu rakyat Afghanistan dalam identifikasi tanaman yang cocok untuk dikembangkan,” sambung Retno.

Pertemuan juga mengapresiasi kebijakan “poppy ban” atau lengkapnya larangan menanam opium di Afghanistan. Kebijakan ini telah menurunkan 95 persen cultivation of opium di Afghanistan.

Baca Juga: Menlu Retno Dialog soal Afghanistan di Doha, Bahas Ekonomi Inklusif

2. Rehabilitasi pengguna obat-obatan terlarang

Retno juga mengungkapkan keprihatinannya terkait pengguna obat-obatan terlarang di Afghanistan, yang mayoritas penggunanya adalah anak muda.

“Kita prihatin karena cukup signifikan jumlah pengguna obat-obatan ini yang datang dari generasi muda Afghanistan. Dan masa depan Afghanistan akan suram jika upaya rehabilitasi tidak berhasil,” katanya.

Retno kembali menegaskan pentingnya pendekatan inklusif dan kebijakan treatment yang setara, di mana korban perempuan dapat memperoleh perlakuan yang setara. Dalam konteks ini, Indonesia siap membantu upaya rehabilitasi dan program reintegrasi ke masyarakat.

Baca Juga: Trump Kritik Keputusan Biden Tarik Pasukan AS dari Afghanistan 

3. Komitmen Indonesia untuk Afghanistan sangat kuat

Di sela-sela pertemuan di Doha ini, Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Qatar yang juga merangkap Menlu, Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional Kemlu Qatar, Under Secretary General PBB, serta Kepala UNAMA.

Lalu, Retno bertemu juga dengan Utusan Khusus PM Inggris untuk Afghanistan, Utusan Khusus Norwegia untuk Afghanistan; Utusan Khusus OKI; Utusan Khusus India; Utusan Khusus UE; Utusan Khusus Jerman; dan Ketua Delegasi De Facto Authority Afghanistan.

“Di dalam setiap pertemuan bilateral, saya kembali tekankan komitmen Indonesia untuk membantu rakyat Afghanistan keluar dari krisis multidimensi. Dan bahwa Indonesia akan terus memperjuangkan hak dan akses pendidikan serta pekerjaan bagi perempuan di Afghanistan. Dan isu ini akan terus dibawa oleh Indonesia,” tutup Retno.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya