Menlu Retno Kunjungi Negara Anggota Tetap DK PBB Bahas Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengaku akan melakukan kunjungan ke negara-negara P5 atau negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, untuk membicarakan masalah konflik Gaza antara Palestina dengan Israel.
“Untuk memulai, ini adalah bagian dari implementasi resolusi KTT OKI (Kerja Sama Negara-Negara Islam) dan Liga Arab yang memberikan mandat kepada beberapa Menlu, untuk menindaklanjuti atau mengupayakan untuk mengatasi situasi di Gaza,” kata Retno, dikutip dari ANTARA, Senin (20/11/2023).
“Sasaran pertama kita di P5 adalah ke China. Kemudian kita ke Rusia, Inggris, dan Prancis. Tapi jadwalnya masih diatur terus,” ucap Retno.
Baca Juga: Joe Biden Tak Tanggapi Desakan Jokowi agar Israel Setop Serang Gaza
1. Minta negara P5 untuk bergerak lebih soal Gaza
Retno mengungkapkan, ia dan beberapa Menlu negara anggota OKI akan meminta negara-negara P5 bergerak lebih untuk Gaza.
“Karena situasi semakin memburuk dan tadi saya sampaikan juga bahwa hari ini saya dapat info ada Rumah Sakit Indonesia diserang. Kalau terus berlangsung, akan ada dampaknya,” tutur dia.
2. China mengaku akan mendukung resolusi KTT OKI
Editor’s picks
Sementara itu, Retno mengatakan, China telah menyampaikan posisinya soal Gaza, yaitu mendukung resolusi KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab.
“Dan saya minta karena dia mendukung, maka implementasinya pun kita minta dukungan dia. Dan China mengatakan dia mendukung resolusi negara-negara OKI dan Liga Arab,” ujar Retno.
Baca Juga: RS Indonesia di Jalur Gaza Diserang Israel, 8 Orang Tewas
3. Delapan orang tewas di RS Indonesia karena serangan Israel
Setidaknya, delapan orang tewas di Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, akibat serangan Israel. Dilansir dari The National, RS Indonesia dilaporkan dibom dan dijatuhi rudal.
Militer Israel juga dilaporkan meneriaki warga yang ada di dalam RS Indonesia, untuk tidak keluar atau akan ditembak mati.
Hingga hari ini, setidaknya ada 5 ribu warga sipil yang mengungsi ke RS Indonesia. Mereka membuat tenda-tenda di area rumah sakit karena tempat tinggalnya sudah hancur oleh serangan Israel.