Korut Eksekusi Mati Warganya karena Nonton K-Pop dan Drakor

Eksekusi ini dilakukan pada 2022

Intinya Sih...

  • Korut eksekusi warga 22 tahun karena menonton K-Pop dan drama Korsel. Pyongyang membatasi informasi dari luar, melarang tata cara pernikahan ala Korsel, dan memeriksa ponsel warga. Eksekusi dilaporkan dilakukan pada 2022.

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) dikabarkan telah mengeksekusi satu warganya yang berusia 22 tahun, lantaran menonton musik Korea Selatan (Korsel) atau K-Pop.

Kasus tersebut dirilis dalam Laporan Hak Asasi Manusia Korut Tahun 2024, yang diterbitkan Kementerian Unifikasi Korsel pada pekan lalu.

“Pemuda ini dari Provinsi Hwanghae Selatan, telah dieksekusi pada 2022 lalu, karena mendengarkan sekitar 70 lagu K-Pop, menonton tiga drama Korsel, dan mendistribusikan ke teman-temannya. Ini melanggar undang-undang Korut,” tulis seorang pembelot Korut dalam laporan tersebut, dikutip dari The Guardian, Selasa (2/7/2024).

Laporan dari Korsel tersebut juga merinci bagaimana Pyongyang membatasi informasi dari luar yang masuk ke negaranya, terutama yang menyasar kaum muda.

1. Melarang adat Korsel masuk ke Korut

Korut Eksekusi Mati Warganya karena Nonton K-Pop dan DrakorPyongyang, Korea Utara (pixabay.com/Tomoyuki Mizuta)

Selain itu, tertulis juga Korut melarang adanya tata cara pernikahan ala Korsel, seperti pengantin perempuan menggunakan gaun berwarna putih, pengantin laki-laki menggendong pengantin perempuan, mengenakan kacamata hitam atau meminum alkohol dan anggur.

“Hal-hal tersebut dianggap adat istiadat dari Korsel,” lanjut laporan itu.

Ponsel warga Korut juga kerap diperiksa pemerintah untuk mengecek apakah mereka masih menggunakan ejaan Korsel. Meski kedua negara memiliki bahasa yang sama, namun ada perbedaan ejaan, terutama dari Korut.

Baca Juga: Korut Luncurkan 2 Rudal Balistik, Salah Satunya Diperkirakan Gagal

2. Korut sempat kirim ribuan balon berisi sampah ke Korsel

Pada akhir Mei lalu, Korsel melaporkan lebih 1.000 balon menyasar ke negaranya. Balon-balon tersebut pecah dan mengotori jalanan sebagian kota-kota di Korsel.

Militer Korsel mengungkapkan tidak ada bahan atau zat berbahaya dalam balon-balon tersebut.

“Isinya adalah sampah, bahkan ada kotoran. Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak dengan limbah balon, dan melaporkannya ke polisi terdekat jika melihat balon-balon tersebut,” tegasnya.

Baca Juga: Korut Sebut AS, Jepang, Korsel Mulai Bentuk NATO Asia

3. Korsel balas kirim balon berisi USB drakor dan K-Pop

Kelompok pembelot Korea Utara (Korut) yang tinggal di Korsel membalas aksi Korut yang mengirimkan balon isi kotoran dan sampah. Mereka mengirimkan selebaran serta salinan digital berisi drama Korea dan musik K-Pop.

Rekaman drakor dan lagu-lagu populer K-Pop ini ditaruh dalam ribuan USB yang dikirim ke perbatasan Korut. Mereka berencana menerbangkan 200 ribu selebaran anti-Korut, dan 5 ribu USB berisi drakor serta lagu-lagu K-Pop populer.

“Kim Jong Un mengirimkan sampah kepada rakyat Korsel, namun kami para pembelot akan mengirimkan banyak ‘cinta’ kepada rekan-rekan kami di Utara, yaitu drama dan lagu-lagu K-Pop,” kata pemimpin pembelot, Park Sang Hak.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya