Korsel Pertimbangkan Bakal Suplai Senjata ke Ukraina

Korsel sebut Korut bantu Rusia invasi Ukraina

Intinya Sih...

  • Korsel akan pertimbangkan menyumbang senjata ke Ukraina setelah perjanjian Rusia-Korut.
  • Penasihat keamanan nasional Korsel mengekspresikan keprihatinannya terhadap kerja sama militer antara Rusia dan Korut.
  • Menteri Pertahanan Korsel mengatakan bahwa ada bukti bahwa Rusia mendapatkan senjata dari Korut untuk menyerang Ukraina.

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) bakal mempertimbangkan untuk menyumbang senjata ke Ukraina setelah melihat perjanjian baru terbentuk antara Rusia dan Korea Utara (Korut) pada kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Pyongyang.

Dilansir dari Anadolu, Jumat (21/6/2024), seorang pejabat kepresidenan Seoul mengatakan, Korsel bakal mengumumkan jenis senjata yang akan diberikan pada waktu yang akan datang.

“Langkah-langkah spesifik akan diumumkan kemudian dan akan menarik bagaimana melihat respons Rusia. Kami tidak akan mengungkapkan rencana kami sekarang,” kata pejabat tersebut.

Baca Juga: Rumania Akan Beli Howitzer K-9 Korsel Senilai Rp15 Triliun

1. Korsel pantau hubungan Korut dan Rusia

Korsel Pertimbangkan Bakal Suplai Senjata ke UkrainaPresiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un bertemu di Pyongyang, Juni 2024. (dok. X @BRICSnews)

Sementara itu, penasihat keamanan nasional Korsel, Chang Ho Jin juga menyatakan keprihatinannya terhadap kemitraan antara Rusia dan Korut, terutama soal militer dan persenjataan.

“Kerja sama apa pun yang secara langsung atau tidak langsung membantu peningkatan militer Korut merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB dan berjanji akan mengambil tindakan yang sesuai,” tegas dia.

Baca Juga: China-Korsel Gelar Dialog Diplomatik-Keamanan Pertama Sejak 2015

2. Korsel juga tuduh senjata Korut dipakai Rusia serang Ukraina

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, mengatakan, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa Rusia mendapatkan senjata dari Korea Utara untuk menyerang Ukraina dan membantu program militer rezim Kim Jong-un.

“Hari ini kita melihat lebih banyak bukti bahwa senjata yang digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina diimpor secara ilegal dari Korea Utara,” kata Shin pada sidang pleno Dialog Shangri-La di Singapura, awal bulan ini.

"Rusia, meski menjadi anggota tetap Dewan PBB, menerima senjata dari rezim yang melanggar sejumlah resolusi DK PBB yang mereka pimpin,” tambahnya.

Baca Juga: 30 Tentara Korut Lintasi Perbatasan, Korsel Lepas Tembakan

3. Korut-Rusia tingkatkan ketegangan di Semenanjung Korea

Shin menyebut, penggunaan senjata Korea Utara dalam perang melawan Ukraina sebagai sebuah kontradiksi dan pengkhianatan ekstrem terhadap komunitas internasional.

"Terlibat dalam perdagangan senjata juga merupakan pelanggaran nyata terhadap resolusi DK PBB dan harus segera dihentikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia tidak hanya meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea, tetapi juga mempengaruhi medan perang di Eropa.

Pada Jumat (31/5/2024), para menteri luar negeri G7 mengatakan, mereka sangat prihatin terhadap peningkatan kerja sama antara Rusia dan Korut, khususnya transfer senjata dari Pyongyang ke Moskow untuk digunakan di medan perang Ukraina.

“Kami menyerukan kepada DPRK (Korea Utara) dan Rusia untuk menghentikan transfer senjata yang melanggar hukum,” kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh presiden G7 di Italia.

Baca Juga: Putin Kunjungi Korut Hari Ini, Kim Jong Un Siap Menyambut

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya