Koalisi NPF Prancis Masih Cari Kandidat Perdana Menteri

Macron diminta terima pilihan koalisi NPF

Intinya Sih...

  • Koalisi kiri NPF mencari calon perdana menteri Prancis yang diusulkan kepada Macron.
  • Macron menolak pengunduran diri PM Gabriel Attal untuk menjaga stabilitas negara.
  • Koalisi kiri NPF menang pemilu parlemen dengan 182 kursi, menyebabkan ketidakpastian politik Prancis.

Jakarta, IDN Times - Koalisi sayap kiri Prancis yang menang pemilihan umum parlemen, New Popular Front (NPF), kini sedang mencari siapa yang pantas untuk menjadi perdana menteri Prancis.

Partai-partai di dalam koalisi NPF mulai berdiskusi secara internal mengenai kandidat yang harus diusulkan sebagai perdana menteri berikutnya kepada Presiden Emmanuel Macron, yang akan menunjuk kandidat tersebut untuk membentuk pemerintahan, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (9/7/2024).

Manuel Bompard dari Partai La France Insoumise atau France Unbowed mengatakan, mempertahankan PM Gabriel Attal saat ini tidak mungkin dapat menghapus suara warga Prancis yang telah memilih NPF.

“Hari ini kami bersiap untuk menjalankan pemerintahan, untuk melaksanakan program yang kami miliki,” kata dia.

“Presiden Macron harus memanggil NPF untuk memerintah negara dengan mengusung calon PM dari kami,” tuturnya.

Baca Juga: Presiden Prancis Tolak Pengunduran Diri Perdana Menteri 

1. Macron tolak pengunduran diri Attal

Koalisi NPF Prancis Masih Cari Kandidat Perdana MenteriPresiden Prancis Emmanuel Macron. (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Macron menolak pengunduran diri Perdana Menteri Gabriel Attal setelah hasil pemilu parlemen negara tersebut menjerumuskan politik Prancis dalam ketidakpastian.

Macron meminta Attal untuk tetap menjabat sementara guna menjamin stabilitas negara. Attal sendiri telah menyatakan akan mengundurkan diri lantaran koalisi partainya yang bersama Macron, kalah dalam pemilu kemarin.

2. Koalisi NFP sayap kiri menang pemilu parlemen Prancis

Koalisi Front Populer Baru (New Popular Front) berhaluan kiri memenangkan pemilu parlemen Prancis dengan meraup 182 kursi, meski tidak meraup suara mayoritas.

Partai berhaluan tengah pimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron meraup 163 kursi, sementara posisi ketiga ditempati oleh Partai Nasional berhaluan kanan dengan 143 kursi.

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada partai yang berhasil memenangkan 289 kursi yang dibutuhkan untuk mendapatkan mayoritas absolut, yang berarti akan membuat politik Prancis dalam ketidakpastian dalam beberapa hari ke depan.

Dengan tidak adanya partai yang mampu meraih suara mayoritas, parlemen Prancis kemungkinan besar akan lumuh dan terpecah menjadi tiga blok.

3. Partai apa saja di dalam koalisi NFP?

Koalisi sayap kiri ini terdiri dari beberapa partai yakni France Unbowed, Partai Sosialis, Ecologist Party, Partai Komunis Prancis, Place Publique dan sejumlah partai kecil lainnya. Menariknya bahwa koalisi ini terbentuk beberapa hari setelah Macron menyerukan pemilu parlemen digelar lebih cepat pada Juni kemarin.

Sampai saat ini, belum ditentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri Prancis usai hasil resmi pemilu nanti diumumkan. Pasalnya, tidak ada yang memimpin koalisi ‘dadakan’ ini sejak awal.

Namun yang paling memungkinkan adalah pemimpin dari Partai France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, meski koalisi Macron sudah menolak bekerja sama dengan Unbowed karena berhaluan ekstrem dan dianggap radikal. Ia mendirikan France Unbowed pada 2016 dan menilai bahwa partai tradisional dan organisasi politik tidak lagi mendukung demokrasi.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya