Kemlu RI Sudah Evakuasi 20 WNI dari Lebanon

Perbatasan Lebanon-Israel masih panas

Intinya Sih...

  • Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beirut memonitor situasi di Lebanon yang meningkatnya tensi dengan Israel
  • 20 WNI telah dipulangkan ke Indonesia, namun 145 WNI masih bertahan di Lebanon
  • Pemerintah Indonesia mengimbau WNI untuk menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel, serta memberikan hotline bantuan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beirut terus memonitor dari dekat situasi keamanan di Lebanon, di mana tensi antara kelompok Hizbullah dan Israel meningkat sejak beberapa pekan lalu.

“Sejak ditingkatkannya status siaga di wilayah Lebanon menjadi Siaga 1 pada awal Agustus 2024, pemerintah RI telah memulangkan 20 WNI ke tanah air secara bertahap,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam keterangannya, Senin (2/9/2024).

Hingga Rabu pekan lalu, dalam catatan KBRI Beirut, terdapat 145 WNI masih bertahan dan belum menyatakan keinginan untuk dievakuasi.

“Sebelas WNI di antaranya berada di Wilayah Selatan tersebar di beberapa wilayah Sheeba, Nabatieh, Naqoura, dan Tyre,” ucap Judha.

1. WNI diimbau untuk tidak ke Lebanon atau Israel

Kemlu RI Sudah Evakuasi 20 WNI dari LebanonDirektur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha. (IDN Times/Sonya Michaella)

Judha menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus mengimbau bagi WNI yang memiliki rencana perjalanan ke dua wilayah tersebut (Lebanon dan Israel) untuk menunda perjalanannya dengan alasan keamanan hingga kondisi kembali normal.

“Selain itu, bagi WNI yang berdomisili di wilayah Lebanon agar dapat mengikuti arahan yang disampaikan KBRI Beirut,” ungkap Judha.

Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline:
- KBRI Beirut: +961 7 0817 310
- KBRI Amman: +989 0 2466 8889
- Direktorat PWNI: +6281290070027

 

Baca Juga: Sebelum Dihantam Hizbullah, Israel Sempat Serang Lebanon Selatan

2. Hizbullah sempat bombardir Israel

Kelompok Hizbullah Lebanon mengumumkan telah meluncurkan 320 roket jauh ke dalam wilayah Israel pada Minggu (25/8/2024). Aksi itu sebagai bagian dari tahap pertama respons atas pembunuhan pemimpinnya, Fuad Shukur, oleh Tel Aviv.

“Tahap pertama dari respons kami terhadap pembunuhan Shukur telah berhasil diselesaikan,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman ini muncul tak lama setelah tentara Israel menyerang Lebanon selatan dengan serangan udara skala besar yang mereka sebut sebagai "serangan pencegahan," dengan klaim bahwa mereka berhasil mencegah Hizbullah meluncurkan serangan.

Baca Juga: Israel Bom Lebanon, Tewaskan Pejabat Fatah Palestina

3. Barak-barak Israel jadi target utama

Kelompok itu menjelaskan, fase awal melibatkan penargetan barak-barak dan lokasi-lokasi Israel untuk memfasilitasi lewatnya drone-drone penyerbu menuju sasaran yang dituju di dalam wilayah entitas Israel.

“Drone-drone ini telah berhasil mencapai tujuan mereka sesuai rencana,” ungkapnya.

Laporan itu juga mencatat, jumlah roket Katyusha yang diluncurkan sejauh ini telah melampaui 320 dan menyerang posisi musuh.

Hizbullah menyatakan bahwa 11 lokasi militer Israel menjadi sasaran, termasuk pangkalan Meron, Zaatoun, Al-Sahl, Nafah, Yarden, dan Ein Zeitim, serta kamp Kela, UF, Ramot Naftali, Neve Ziv, dan Zarura, semuanya berlokasi di Israel utara.

 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya