Kapal China-Filipina Tabrakan di Laut China Selatan

China bikin aturan baru di perairan internasional itu

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal milik Filipina dan kapal China dilaporkan telah bertabrakan di dekat Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang disengketakan pada Senin (17/6/2024).

Klaim China, yang disebut Sembilan Garis Putus atau Nine Dashed Line, melingkupi hampir 90 persen Laut China Selatan. China memperebutkan jalur perdagangan internasional ini dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (18/6/2024), Penjaga Pantai China mengeluarkan aturan baru di mana orang asing yang memasuki perairan tersebut akan ditahan.

1. China klaim kapal Filipina yang menabrak terlebih dahulu

Dalam kasus ini, Penjaga Pantai China mengklaim bahwa kapal Filipina ini mengabaikan peringatan serius dari Beijing.

“Kapal itu mendekati kapal China dengan cara yang barbar sehingga mengakibatkan tabrakan,” sebut pernyataan mereka.

Beijing juga menuding kapal Filipina tersebut secara ilegal telah menerobos ke laut di dekat Terumbu Karang Ren’ai di Kepulauan Nansha, China, sebutan mereka untuk Kepulauan Spratly.

“Tindakan hukum akan segera diambil atas ulah kapal Filipina ini,” lanjutnya.

Baca Juga: NATO Sebut China Harus Terima Konsekuensi Akibat Bantu Rusia

2. Filipina kecam aturan baru China

Kapal China-Filipina Tabrakan di Laut China SelatanPresiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. memberikan pidato selama KTT Dialog Shangri-La ke-21 di Singapura pada 31 Mei 2024.

Sementara itu, Manila menyebut bahwa China telah menerapkan aturan semena-mena dan tidak manusiawi terhadap kapal-kapal asing, termasuk kapal Filipina.

Bahkan Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos menyebut bahwa aturan baru dari Penjaga Pantai China ini sangat mengkhawatirkan.

3. Filipina keluhkan sikap China di Laut China Selatan

Selama 2 tahun terakhir, Filipina mengajukan 153 keluhan terkait sikap China. Keluhan ini bukan tanpa alasan, mengingat ketegangan akhir-akhir ini. Tak lupa, China juga merebut Beting Scarborough dari kekuasaan Filipina pada 2012. Padahal, Beting ini terletak sekitar 220 kilometer di lepas pantai Filipina dan masih berada dalam ZEE negara ini.

Beting Scarborough merupakan tempat penangkapan ikan tradisional yang digunakan beberapa negara dan berada dekat jalur pelayaran utama. Beting adalah akumulasi sedimen di alur sungai atau landas kontinen. Beting berpotensi membahayakan kapal.

Sikap galak China terhadap Filipina dibuktikan lewat insiden yang terjadi pada April 2024, saat kapal penjaga pantai dan kapal pemerintah Filipina diserang meriam air di Beting Scarborough selama berpatroli. Akibatnya, kedua kapal ini mengalami kerusakan mengkhawatirkan. Kendati demikian, China menyatakan, Beting Scarborough selalu menjadi milik China.

Baca Juga: Krisis Iklim di China: Banjir dan Panas Ekstrem Datang Bersamaan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya