Iran Gelar Pemilu, Cari Pengganti Ebrahim Raisi

Hasil akan diumumkan hari ini

Intinya Sih...

  • Pemilu 2024 Iran digelar untuk memilih presiden baru setelah tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter bulan lalu.
  • Ada empat kandidat dalam pemilu, dengan minimal 50 persen suara diperlukan untuk memenangkan pemilu langsung.
  • Hasil dari pemilu biasanya diumumkan pada hari berikutnya atau sore harinya, dengan lebih dari 58 ribu tempat pemungutan suara didirikan di Iran.

Jakarta, IDN Times - Iran memulai pemungutan suara dalam pemilu 2024 untuk memilih presiden baru usai tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter bulan lalu. Pemilu digelar pada 28 Juni 2024 kemarin.

Dilansir Anadolu, Sabtu (29/6/2024), ada empat kandidat dalam pemilu tahun ini. Adapun nama-nama kandidat tersebut adalah Mohammad Baqer Qalibaf, Saeed Jalili, Masoud Pezeshkian dan Mostafa Pourmphammadi.

Tempat Pemungutan Suara (TPS) ditutup pada pukul 14.30 waktu setempat. Namun jam pemungutan suara sempat diperpanjang hingga pukul 18.00 waktu setempat.

Seorang kandidat perlu meraup minimal 50 persen suara untuk memenangkan pemilu langsung. Jika tidak ada yang memperoleh 50 persen, maka pemilu putaran kedua akan digelar sepekan ke depan.

Baca Juga: 2 Kandidat Presiden Iran Undur Diri Sehari Sebelum Pemilu

1. Hasil akan diumumkan hari ini

Kementerian Dalam Negeri Iran mengatakan bahwa hasil dari pemilu biasanya akan diumumkan pada esok harinya atau hari ini pada sore nanti.

Sekitar 10 juta warga Iran yang tinggal di luar negeri juga dapat menggunakan hak pilih mereka pada pemilu Jumat di 344 tempat pemungutan suara yang ditentukan di beberapa negara.

2. Ada 58 ribu TPS di Iran

Sementara di Iran sendiri, sebanyak 58.640 tempat pemungutan suara didirikan untuk memfasilitasi proses pemungutan suara, di mana lebih dari 6 ribu berada di Teheran, menurut kantor pusat pemilu.

Menurut jajak pendapat pra-pemilihan, Qalibaf, Pezeshkian dan Jalili bersaing ketat. Meskipun Qalibaf dan Jalili berasal dari kubu konservatif, dan Pezeshkian adalah satu-satunya kandidat reformis.

Baca Juga: Iran Batalkan Hukuman Mati terhadap Rapper Toomaj Salehi

3. Warga Iran diminta untuk memberikan suaranya

Sebelum pemilu digelar, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak masyarakat untuk datang dan memberikan suara dalam jumlah besar di seluruh pelosok negara.

Berbeda dengan 2021, ketika kaum reformis memboikot pemilu menyusul diskualifikasi kandidat utama, kali ini, seruan telah dibuat oleh para pemimpin reformis, termasuk mantan Presiden Mohammad Khatami, yang mendesak masyarakat untuk memilih.

Jumlah pemilih pada Pilpres 2021, ketika Ebrahim Raisi menang telak, berada pada rekor terendah sekitar 49 persen. Tingkat terendah sebelumnya terjadi pada tahun 1993, yaitu 50,6 persen, ketika Akbar Hashemi Rafsanjani mengalahkan saingannya Ahmad Tavakkoli untuk mempertahankan kekuasaan.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Baru untuk Jaringan Keuangan Gelap Iran 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya