IAF Bisa Perkuat Relasi Ekonomi Indonesia-Afrika 

Tentunya kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan

Intinya Sih...

  • Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Afrika melalui Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2.
  • Indonesia menyerukan soliditas Global South untuk menjadi penggerak perubahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
  • Kerja sama bisnis Indonesia-Afrika terus meningkat, dengan deliverables IAF kedua mencapai 3,5 miliar dolar AS, naik 600 persen dari IAF pertama.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menegaskan penyelenggaraan Indonesia Africa Forum (IAF) yang ke-2 bertujuan memperkokoh kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

“Hubungan politik dan historis antara Indonesia dan Afrika telah terbangun kokoh sejak 1955, dan fondasi yang kokoh tersebut penting digunakan untuk membangun kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan,” kata Retno, dalam jumpa pers di Bali, Senin (2/9/2024).

Melalui IAF, Indonesia menyerukan soliditas Global South untuk menjadi penggerak perubahan. Kondisi global saat ini semakin mengkhawatirkan dan mengakibatkan perekonomian global menjadi tidak menentu. Tentunya, negara berkembang adalah negara-negara yang paling terdampak.

“Oleh karena itu, negara-negara Global South harus memiliki semangat yang sama untuk menjadi bagian penting dari perubahan dan menjadi bagian dari solusi melalui kemitraan dan kerja sama yang lebih solid,” ucap dia.

Baca Juga: Indonesia Tegaskan Komitmen sebagai Bridge Builder di IAF

1. IAF jadi ‘kendaraan’ memperkuat kemitraan dengan Afrika

IAF Bisa Perkuat Relasi Ekonomi Indonesia-Afrika Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (dok. Youtube MOFA Indonesia)

Selain itu, IAF menjadi ‘kendaraan’ Indonesia untuk memperkuat kemitraan dengan negara-negara Afrika.

“Afrika diproyeksikan menjadi continent of the future atau kontinen masa depan. Peluang kerja samanya sangat besar. Tahun lalu, pertumbuhan ekonominya mencapai 4 persen, melampaui pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 2,7 persen. Afrika juga miliki bonus demografi, dengan populasi penduduk usia muda yang besar. Selain itu, Afrika juga diberkahi dengan berbagai sumber daya alam yang melimpah, termasuk mineral kritis,” ungkap Retno.

Baca Juga: Buka IAF 2024 di Bali, Jokowi: Solidaritas Internasional Turun

2. Kerja sama terus meningkat di antara dua wilayah

IAF Bisa Perkuat Relasi Ekonomi Indonesia-Afrika Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya saat Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Forum HLF MSP and Indonesia-Africa Forum II tersebut menyelenggarakan 12 event secara paralel dan 17 event pendamping yang dihadiri delegasi dari 24 negara. Media Center IAF II-HLF MSP/Fikri Yusuf

Retno memaparkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika terus meningkat dari waktu ke waktu.

“Sejauh ini, telah terdapat beberapa kerja sama bisnis Indonesia-Afrika yang sudah berjalan, antara lain Indonesia sudah ekspor vaksin ke 41 negara Afrika sejak 2001, kemudian pembangunan pabrik mi instan di Nigeria, dan mi instan kita sangat populer di Afrika. Lalu ada pengolahan minyak atsiri cengkeh di Zanzibar yang kemudian akan ditambah unit distilasinya di Afrika, dan juga ekspor alat pertanian dan pupuk Indonesia ke Afrika,” tutur Retno.

Baca Juga: Kemlu: IAF 2 2024 Harus Ubah Persepsi soal Afrika

3. Indonesia siap bermitra dengan negara Afrika

IAF Bisa Perkuat Relasi Ekonomi Indonesia-Afrika Presiden Joko Widodo (tengah depan) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto (kelima kanan depan) berfoto dengan sejumlah kepala negara/pemerintahan saat Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Forum HLF MSP and Indonesia-Africa Forum II tersebut menyelenggarakan 12 event secara paralel dan 17 event pendamping yang dihadiri delegasi dari 24 negara. Media Center IAF II-HLF MSP/Sigid Kurniawan

Retno menegaskan Afrika terlalu besar untuk tidak menjadi perhatian dari Indonesia, dan Indonesia menyatakan siap bermitra dengan negara-negara Afrika, khususnya di sektor pangan, energi, kesehatan, dan mineral.

“Kesepakatan bisnis pada IAF pertama, jadi kita bandingkan IAF pertama dengan IAF kedua, IAF pertama 2018, IAF kedua 2024. Di 2018 deliverables-nya 586,6 juta dolar AS, sementara untuk tahun ini deliverables-nya 3,5 miliar dolar AS, yang berarti peningkatannya sekitar 600 persen dibandingkan IAF pertama,” katanya.

Tak hanya sampai di situ, Retno menekankan Indonesia akan terus mengawal implementasi dari berbagai kesepakatan agar benar-benar dapat memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat Indonesia dan Afrika.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya