Hamas Pilih Yahya Sinwar Jadi Kepala Politik Gantikan Ismail Haniyeh 

Yahya Sinwar disebut sebagai dalang serangan ke Israel

Intinya Sih...

  • Yahya Sinwar dipilih sebagai kepala biro politik Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Iran.
  • Israel menyebut Sinwar sebagai dalang serangan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.200 warga pada Oktober 2023.
  • Pemilihan Sinwar disambut baik oleh Hizbullah dan dianggap memperkuat posisi Hamas dalam perjuangan Palestina.

Jakarta, IDN Times - Kelompok pejuang Palestina, Hamas, akhirnya memilih salah satu pejabat tingginya di Gaza, Yahya Sinwar, untuk menjadi kepala biro politik, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran, Iran pada 31 Juli 2024.

“Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pemilihan Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat,” sebut pernyataan Hamas, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (7/8/2024).

Sinwar, berusia 61 tahun, disebut Israel sebagai salah satu dalang di balik serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu yang menewaskan 1.200 warganya.

Sinwar sendiri tak pernah muncul di publik sejak serangan Hamas ke Israel 10 bulan lalu.

Baca Juga: Takziah Haniyeh, JK Tegaskan Dukungan Indonesia ke Palestina

1. Sinwar duduki posisi berpengaruh di Hamas

Analis politik Palestina Nour Odeh yang berbasis di Ramallah menyebut, posisi Sinwar sangat penting, yaitu kepala biro politik Hamas, untuk menggantikan Haniyeh.

“Ia telah menduduki posisi paling berpengaruh di Hamas. Memimpinnya di Gaza. Keputusan Hamas untuk memilihnya kini menempatkan Gaza di garis depan dan memperkuat Hamas,” ujar Odeh.

2. Hizbullah sambut pemilihan Sinwar

Sementara itu, Hizbullah juga menyambut baik pemilihan Sinwar untuk menggantikan Haniyeh. Hizbullah menegaskan dengan pemilihan Sinwar ini, ada pesan yang kuat kepada Israel dan Amerika Serikat (AS) bahwa Hamas bersatu untuk Palestina.

“Memilih saudara Yahya Sinwar dari jantung Gaza yang terkepung, hadir di garis depan bersama para pejuang perlawanan,” tegas Hizbullah.

3. Sinwar disebut sosok yang tahan sandera Israel

Salah seorang pria yang sempat menghabiskan bertahun-tahun di penjara Israel bersama Sinwar mengatakan, peran baru Sinwar juga bisa menimbulkan masalah bagi kesepakatan apa pun di masa mendatang.

“Sejauh menyangkut Israel, ini bukan kabar baik soal kesepakatan tersebut, karena sayap militer dan Sinwar adalah garis keras. Sinwar-lah yang menahan para sandera. Semua keputusan ada di tangannya, baik keputusan militer atau politik, dan negosiasi,” ungkapnya.

Ia menyatakan bahwa Sinwar juga sangat dekat dengan para pejabat dari Iran.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya