Fasilitas Kesehatan Gaza di Ambang Kehancuran

 Anak-anak terkena pecahan peluru

Intinya Sih...

  • Serangan Israel menghancurkan fasilitas kesehatan di Gaza selatan, menyebabkan keterbatasan perawatan bagi pasien dengan luka serius.
  • Pemboman oleh tentara pendudukan di daerah Al-Mawasi Sabtu lalu menyebabkan 26 korban luka, termasuk anak-anak yang terkena pecahan peluru.
  • ICRC telah melayani 12.000 konsultasi medis dan melakukan lebih dari 500 operasi bedah sejak fasilitas tersebut dibuka pada Mei.

Jakarta, IDN Times - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis mengatakan, semua fasilitas kesehatan di Jalur Gaza selatan sudah mencapai ambang kehancuran akibat serangan pendudukan Israel yang hingga kini masih berlangsung.

Direktur Sub-delegasi ICRC di Gaza, William Schomburg, menegaskan banyaknya jumlah korban tewas telah menyebabkan rumah sakit ICRC dan seluruh fasilitas kesehatan di Gaza selatan mencapai titik kritis, dan tidak mampu merawat mereka yang mengalami luka serius.

ICRC mengindikasikan bahwa rumah sakit darurat mereka di Rafah, Jalur Gaza selatan memiliki 60 tempat tidur, dikutip dari ANTARA, Jumat (19/7/2024).

Baca Juga: Pilu Ibu Lahiran di Gaza: Antre Kamar Bersalin, 2 Jam Balik ke Tenda

1. Anak-anak terkena pecahan peluru

Fasilitas Kesehatan Gaza di Ambang Kehancuranilustrasi warga Gaza (pixabay.com/hosnysalah)

Schomburg menjelaskan, pemboman yang dilakukan tentara pendudukan di daerah Al-Mawasi Sabtu lalu, telah menyebabkan 26 korban luka mendatangi fasilitas tersebut, termasuk di antaranya anak-anak yang terkena pecahan peluru.

ICRC menekankan bahwa agresi lain apa pun yang menelan banyak korban jiwa, akan memaksa para dokter dan perawat untuk membuat pilihan yang sangat sulit, menjelaskan bahwa kebutuhan medis warga sipil saat ini jauh lebih banyak dari persediaan yang terbatas.

2. Pasien hidup dalam keterbatasan

Fasilitas Kesehatan Gaza di Ambang KehancuranWarga Palestina di lokasi sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Rafah. (972mag.com)

ICRC juga membenarkan bahwa sebagian besar pasien sudah berkali-kali mengungsi dan hidup dengan keterbatasan makanan dan air minum di daerah padat, yang membuat mereka lebih rentan tertular penyakit.

Schomburg menegaskan, sejak fasilitas tersebut dibuka pada Mei, timnya telah melayani 12.000 konsultasi medis dan melakukan lebih dari 500 operasi bedah.

3. Korban tewas di Gaza terus bertambah

Fasilitas Kesehatan Gaza di Ambang Kehancuranilustrasi warga Gaza mengungsi (Twitter.com/UNRWA)

Korban tewas akibat serangan Israel setiap harinya di Jalur Gaza terus bertambah. Per Rabu (17/7/2024) kemarin, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 38.794 orang.

“Sekitar 89.166 orang juga dilaporkan terluka dan banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Selain itu, militer Israel juga membombardir beberapa wilayah Gaza dalam 24 jam terakhir sehingga menewaskan sekitar 81 orang dan melukai 198 orang lainnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya