Duh! Biden Salah Panggil Zelenskyy sebagai Presiden Putin
Intinya Sih...
- Presiden Biden salah sebut nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Vladimir Putin di KTT NATO
- Zelenskyy menegaskan dirinya lebih baik, disambut positif oleh Biden, dalam pertemuan yang digelar di Washington DC
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden lagi-lagi nampak kebingungan dengan pidatonya sendiri di puncak pertemuan para anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Alih-alih memanggil nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Biden malah menyebutnya dengan nama Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Dan sekarang saya ingin memanggil presiden Ukraina, yang memiliki keberanian dan tekad yang besar. Hadirin sekalian, Presiden Putin,” kata Biden, dikutip dari USA Today, Jumat (12/7/2024).
Baca Juga: Kekhawatiran Baru Terhadap Kesiapan Biden Kembali ke Kursi Presiden
1. Biden langsung koreksi kalimatnya
Tak lama kemudian, dia langsung mengoreksi kalimatnya tersebut. Ia menimpali dengan kalimat, “Dia akan mengalahkan Presiden Putin”.
“Presiden Putin…. ia (Zelenskyy) akan mengalahkan Presiden Putin. Presiden Zelenskyy. Saya sangat fokus untuk mengalahkan Putin,” ucap Biden.
Menyadari dirinya salah dipanggil dengan nama Putin, Zelensky lantas mengklaim bahwa dirinya lebih baik, sambil berjabat tangan dengan Biden dan dijawab Biden dengan kalimat, "Anda sangat lebih baik".
Baca Juga: Gedung Putih Jawab soal Isu Biden Idap Parkinson
Editor’s picks
2. KTT NATO digelar di Washington DC
Amerika Serikat (AS) menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang digelar di Washington DC. KTT ini digelar bertepatan dengan 75 tahun berdirinya aliansi tersebut.
KTT NATO digelar dari Selasa hingga Kamis hari ini, yang utamanya akan fokus pada dukungan NATO dan hampir semua negara Barat untuk Ukraina.
Sejumlah kepala negara anggota NATO sudah tiba di Washington DC, antara lain Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan untuk pertama kalinya usai sah menjadi anggota NATO yaitu PM Swedia Ulf Kristensson.
3. Meneguhkan dukungan untuk Ukraina
Agenda utama KTT ini adalah dukungan NATO untuk Ukraina. Apalagi setelah Ukraina dihantam bom Rusia pada Senin kemarin, yang menewaskan setidaknya 42 orang dan melukai leih dari 140 orang lainnya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa NATO tidak boleh membiarkan Rusia menang dalam konflik Ukraina.
"Biaya terbesar dan risiko terbesar adalah jika Rusia menang di Ukraina. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi," kata Stoltenberg.
“Konflik Ukraina adalah krisis keamanan terbesar dalam beberapa generasi,” ujarnya.