Dokumen Rahasia AS Sebut 50 Pasukan Inggris Ada di Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dokumen Amerika Serikat (AS) yang bocor pekan lalu mengungkap sejumlah laporan terkait perang di Ukraina. Salah satunya adalah laporan bahwa Inggris telah mengerahkan sebanyak 50 pasukan khusus ke Ukraina, antara Februari hingga Maret tahun ini.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (12/4/2023), namun laporan itu menyebut bahwa tidak jelas apa yang dilakukan oleh pasukan khusus Inggris ini.
Baca Juga: Inggris: Kami Terus Dukung Ukraina Lawan Rusia!
1. Dokumen berisi perkembangan di Ukraina
Sejumlah dokumen AS yang bocor di internet tersebut dilaporkan memang sudah ada yang diedit oleh pihak tak bertanggung jawab. Namun, ada beberapa dokumen yang diyakini asli termasuk laporan perkembangan situasi di Ukraina.
Dalam satu bagian laporan berjudul US/NATO SOF in UKR dan berlabel rahasia, dokumen ini mencantumkan jumlah pasukan khusus negara Barat di Ukraina dan salah satunya adalah pasukan khusus Inggris.
Baca Juga: Pertama Kali sejak Invasi Rusia ke Ukraina, Zelenskyy Kunjungi Inggris
2. Kemenhan Inggris menyangkal laporan tersebut
Editor’s picks
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris menegaskan bahwa laporan itu tidak akurat terkait keberadaan pasukan khusus Inggris di Ukraina.
“Para pembaca dokumen bocor itu harus berhati-hati menyerap informasi yang salah dan mengandung tuduhan,” sebut pernyataan dari Kemenhan Inggris.
Senada dengan Inggris, juru bicara Kemenhan AS Chirs Meagher menduga bahwa dokumen ini adalah yang dipalsukan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Baca Juga: Eks PM Inggris Boris Johnson Kunjungi Ukraina, Ada Apa?
3. AS masih menyelidiki siapa yang membocorkan
Seorang mantan pejabat Kementerian Pertahanan AS bernama Michael Mulroy menduga kebocoran data ini dilakukan juga oleh orang dalam dan orang Amerika itu sendiri.
“Ini adalah pembocoran oleh orang Amerika, karena kebanyakan dokumen itu hanya dipegang oleh AS,” ucap Mulroy.
Sementara, penyelidikan terhadap kebocoran data ini masih dalam tahap awal. Ada beberapa dugaan bahwa mungkin ada keterlibatan ‘pro-Rusia’ dalam kasus ini.