Direktur HAM PBB Mundur, Merasa Gagal Hentikan Genosida Israel di Gaza

Surat pengunduran diri sudah disampaikan ke kantor pusat

Jakarta, IDN Times - Direktur Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di New York, Amerika Serikat (AS), Craig Mokhiber, mengundurkan diri setelah merasa gagal meminta PBB menghentikan aksi genosida Israel di Jalur Gaza.

“Sekali lagi, kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya,” kata Mokhiber, dikutip dari The Guardian, Rabu (1/11/2023).

Mokhiber mengajukan surat pengunduran dirinya ke Komisaris Tinggi HAM PBB yang berkantor di Jenewa, Swiss, Volker Turk pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

1. Sudah berkali-kali melihat genosida di dunia tapi PBB tak mampu menyelesaikannya

Mokhiber, yang sudah bekerja di PBB sejak 1992, mengaku sudah menyaksikan bahwa PBB gagal mencegah berbagai genosida yang terjadi di dunia, seperti kejadian di Bosnia, Rwanda, Irak dan Myanmar.

“Kasus-kasus tersebut sama halnya dengan apa yang sedang terjadi kepada warga Palestina selama ini,” tuturnya.

Baca Juga: Israel Kritik Jerman Abstain Resolusi PBB soal Setop Konflik Gaza

2. Menuding Barat juga ikut terlibat

Direktur HAM PBB Mundur, Merasa Gagal Hentikan Genosida Israel di GazaPresiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (dok. X @POTUS)

Mokhiber juga menuding Amerika Serikat (AS), Inggris dan negara Uni Eropa lainnya secara terbuka mendukung Israel, yang berarti mereka juga ikut bertanggung jawab atas serangan Israel ke Gaza.

Hal ini membuat resolusi di Dewan Keamanan PBB tidak bisa tercapai karena selalu mendapat veto dari AS.

Dalam suratnya ke Turk, Mokhiber juga menjabarkan setidaknya beberapa poin untuk mengatasi situasi di Palestina, salah satunya adalah pemulangan warga Palestina ke tanahnya sendiri dan kompensasi bagi mereka.

3. Korban tewas sejak 7 Oktober hampir 9 ribu orang

Direktur HAM PBB Mundur, Merasa Gagal Hentikan Genosida Israel di GazaGedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Jumlah korban tewas sejak pecahnya perang Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu juga makin meningkat. Per 31 Oktober 2023, terdata ada 8.610 warga Palestina tewas dan lebih dari 23 ribu orang terluka.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel, selama dua hari berturut-turut terus mengebom daerah yang berdekatan dengan rumah sakit, sehingga menyebabkan kerusakan pada rumah sakit tersebut.

Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Hanya Mampu Beroperasi 48 Jam Lagi, Duh! 

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya