Dino Patti Djalal: Krisis Iklim, Musuh Kita Bersama

Indonesia Net Zero Summit 2024 digelar hari ini

Intinya Sih...

  • Dino Patti Djalal menekankan pentingnya kerja sama rakyat Indonesia untuk mengatasi krisis iklim sebagai musuh bersama dunia.
  • Dino memberikan contoh bencana alam dahsyat di negara-negara lain, seperti banjir bandang di Pakistan dan extreme heat wave di Kanada.
  • INZS 2024 mengambil tema "S.O.S Neraka Bocor" dengan fokus pada solusi iklim yang sudah ada di sekitar kita.

Jakarta, IDN Times - Founder dari Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Patti Djalal menegaskan bahwa rakyat Indonesia harus terus bekerja sama guna mengatasi krisis iklim, yang menjadi musuh bersama di dunia.

“Kalau kita kalah, apa yang terjadi? Kalah itu adalah dunia kita suhu rata-ratanya mencapai 3 atau 4 atau bahkan 6 derajat Celcius. Kalau ini terjadi, maka Indonesia akan lumpuh, dunia nyaman yang kita nikmati selama ini akan hilang selamanya, anak cucu kita akan sengsara, Indonesia Emas 2045 akan sirna, dan masa depan kita semua akan rusak,” kata Dino, dalam pembukaan Indonesia Net Zero Summit 2024, di Jakarta, Sabtu (24/8/2024).

Baca Juga: FPCI Kembali Gelar Indonesia Net Zero Summit 2024

1. Dunia dilanda bencana alam

Dino Patti Djalal: Krisis Iklim, Musuh Kita BersamaFounder FPCI, Dino Patti Djalal. (IDN Times/Sonya Michaella)

Dino juga memberikan beberapa contoh di mana negara-negara di dunia saat ini mengalami bencana alam yang begitu dahsyat dari pada sebelumnya. Misalnya saja di Pakistan, beberapa negara di Asia Tenggara, bahkan di Arab Saudi yang dikenal jarang turun hujan bisa mengalami banjir bandang.

“Warning signs-nya sudah banyak. Rakyat Pakistan, tanya saja mereka, mereka tidak pernah menyangka akan terjadi banjir yang luar biasa, sehingga negaranya hampir bangkrut,” tutur Dino.

“Rakyat Jerman dan Belgia juga kaget karena ternyata diserang oleh banjir yang luar biasa, yang menyengsarakan jutaan rakyat mereka. Rakyat Kanada, di mana dulu saya pernah sekolah, mengalami extreme heat wave di British Columbia, yang membuat banyak orang meninggal karena tidak tahan. Rakyat Australia kaget menghadapi forest fires, yang memperandakan ekonomi mereka,” sambung dia.

Tak hanya itu, Asia Tenggara kini pun dilanda gelombang panas, terutama di Thailand dan Kamboja.

2. S.O.S: Neraka Bocor, Climate Avengers Assemble

Dino Patti Djalal: Krisis Iklim, Musuh Kita BersamaIndonesia Net Zero Summit 2024. (IDN Times/Sonya Michaella)

Tahun ini, INZS mengambil tema “S.O.S Neraka Bocor”, di mana istilah ini cukup mudah dipahami oleh masyarakat awam.

“Semua orang pasti tahu apa itu neraka, semua orang takut dengan neraka dan neraka bocor ini berarti sudah panas sekali yang kita rasakan di bumi ini. S.O.S ini sifatnya urgent, tidak bisa ditunggu dengan santai dan kita harus lakukan aksi,” ucap dia.

Sedangkan, Climate Avengers, menurut Dino, slogan ini familiar di telinga generasi muda. Imej yang ingin ditekankan adalah pahlawan yang berjuang melawan situasi yang sulit.

“Solusi iklim ini sebenarnya sudah ada di sekitar kita hanya perlu diaktifkan untuk benar-benar menanggulangi perubahan iklim,” tutur dia.

Baca Juga: Perubahan Iklim Membuat Antarktika Menghijau, Begini Penjelasannya!

3. Bakal memberikan penghargaan ke Menkeu RI

Dino Patti Djalal: Krisis Iklim, Musuh Kita BersamaMenteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan ketiga Menkeu dan Gubernur Bank Sentral negara G20 (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) di Rio De Janeiro, Brasil pada 25-26 Juli 2024. (dok. Kemenkeu)

Selain itu, di INZS 2024, FPCI bersama komunitas dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang perubahan iklim bakal memberikan penghargaan kepada Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. Penghargaan ini bertajuk “Climate Hero Award”.

“Penghargaan ini diberikan tiap tahun kepada individu yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperjuangkan agenda iklim Indonesia,” katanya.

FPCI dan para komunitas iklim mengapresiasi Sri Mulyani lantaran aktif mendorong isu dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.

 

Baca Juga: Orang Kaya Dunia Harus Menyumbang Lebih untuk Krisis Iklim

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya