Demo Pecah di Taiwan Jelang Pelantikan Presiden Baru

Mereka memprotes DPP yang berkuasa 4 tahun lagi

Intinya Sih...

  • Ratusan pendukung partai oposisi berdemo jelang pelantikan presiden baru, Lai Ching-te di Taipei, Taiwan.
  • Pendukung TPP dan KMT protes terpilihnya Lai Ching-te dengan acungan jambu biji, menuduh DPP penipu.
  • Lai Ching-te akan dilantik sebagai presiden menggantikan Tsai Ing Wen, ingin mempertahankan status quo di Selat Taiwan.

Jakarta, IDN Times - Ratusan pengunjuk rasa pendukung partai oposisi berdemo di ibu kota Taipei, Taiwan, jelang pelantikan presiden baru, Lai Ching-te. Mereka memprotes Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa empat tahun lagi, dengan terpilihnya Lai Ching-te.

Dilansir Channel News Asia, Senin (20/5/2024), di luar markas DPP kemarin, para pendukung Partai Rakyat Taiwan (TPP) dan Partai Kuomintang (KMT) berunjuk rasa sambil mengacungkan jambu biji, yang dalam Bahasa Mandarin disebut “ba le” yang juga untuk melambangkan janji kosong.

“Janji-janji kosong DPP sudah terbukti dan mereka terus menunjukkan arogansi mereka,” teriak pemimpin TPP, Ko Wen-je.

Para pendukung TPP juga menyebut DPP atau partai yang berkuasa saat ini adalah penipu.

Baca Juga: Menlu Taiwan: Negara Demokrasi Harus Lawan China-Rusia

1. Kecewa dengan Tsai Ing-wen

Salah satu pengunjuk rasa bernama Samuel Chang mengaku sempat mendukung DPP dan memilih Tsai Ing-wen pada 2016 lalu.

“Tapi setelah 8 tahun, ketika kami melihat ternyata tidak ada yang dilakukan sesuai janjinya. Tidak ada perubahan,” ujar Samuel.

“DPP mengkhianati kita. Bukan kita yang mengkhianati mereka,” lanjut dia.

2. Lai Ching-te dilantik pagi ini

Lai Ching-te atau William Lai bakal dilantik pagi ini untuk menggantikan posisi Tsai Ing Wen memimpin Taiwan. Sebelumnya, Lai menjabat sebagai wakil presiden Tsai selama empat tahun terakhir dan berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP).

Ia memiliki pengalaman mendalam di pemerintahan, termasuk menjabat sebagai anggota parlemen dan Wali Kota Tainan.

Pria berusia 64 tahun ini sempat membuat marah Beijing, dengan mengatakan ingin mempertahankan status quo di Selat Taiwan. Dia kekeuh tidak mengubah nama resmi Republik China (ROC) dan gigih mengikuti jejak Tsai, yang tidak akan memprovokasi dan mengambil risiko. Mereka sama-sama menolak klaim kedaulatan China.

Keduanya telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Negeri Tirai Bambu, namun ditolak karena Beijing memandang mereka berdua sebagai separatis. Lai dan Tsai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.

Baca Juga: Profil Lai Ching-te, Presiden Baru Taiwan yang Dilantik Hari Ini 

3. Profil singkat Lai Ching-te

Pada pemilu Taiwan, Januari lalu, Lai mengantongi sekitar 40 persen suara dan unggul. Lai mengalahkan Hou Yu-ih dari partai oposisi Kuomintang dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan.

Lai lahir pada 1959 di Distrik Wanli, Kota New Taipei, Taiwan. Lai adalah lulusan dari Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Universitas Nasional Taiwan. Lalu, dia melanjutkan S2 Ilmu Kedokteran di Universitas Nasional Cheng Kung dan memperoleh gelar magister lagi di bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS).

Meski lulusan dokter, Lai ternyata ingin menjajal keuntungan di dunia politik. Pada 1994, ia terlibat dalam tim sukses seorang gubernur dari DPP. Dua tahun kemudian, Lai memutuskan berhenti dari dunia medis dan fokus di dunia politik Taiwan.

Baca Juga: Taiwan Expo 2024 Kembali Digelar di JCC, Tiket Masuk Gratis

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya