Pasukan Militer Italia Amankan Rumah Sakit untuk Lindungi Nakes

Italia sedang alami krisis tenaga kesehatan

Jakarta, IDN Times - Italia mengerahkan pasukan militernya untuk menjaga staf medis di rumah sakit di wilayah Calabria mulai Senin (16/09/2024), karena adanya serangkaian serangan terhadap dokter dan perawat oleh pasien dan kerabat mereka.

Keputusan ini muncul setelah serangkaian insiden kekerasan di berbagai rumah sakit di seluruh Italia, terutama di wilayah selatan.

Langkah ini diambil setelah Prefek Paolo Giovanni Grieco menyetujui rencana memperkuat layanan pengawasan yang sudah ada. Pengamanan akan dilakukan oleh tentara di sejumlah titik sensitif di kota Vibo Valentia, termasuk rumah sakit tersebut.

1. Serangan terhadap tenaga kesehatan meningkat

Dalam beberapa bulan terakhir, serangan terhadap tenaga kesehatan di Italia meningkat siignifikan, terutama di wilayah selatan. Insiden ini memunculkan kekhawatiran dan protes dari berbagai pihak, termasuk serikat dokter nasional yang meminta bantuan militer untuk menjaga keamanan tenaga medis.

Puncaknya adalah serangan di Rumah Sakit Policlinico di kota Foggia pada awal September. Sekelompok orang, sekitar 50 kerabat dan teman dari seorang wanita berusia 23 tahun yang meninggal saat operasi darurat menyerang staf rumah sakit, menciptakan suasana mencekam. Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan dokter dan perawat berlindung di sebuah ruangan untuk menghindari serangan tersebut.

Baca Juga: PM Inggris Dikritik karena Ingin Tiru Kebijakan Migrasi Italia 

2. Para tenaga medis mengecam aksi kekerasan yang terjadi

Dengan lebih dari 16 ribu kasus serangan fisik dan verbal terhadap tenaga medis yang dilaporkan di seluruh Italia pada tahun 2023 saja, para dokter dan perawat menyerukan tindakan yang lebih keras.

Presiden serikat perawat Nursing Up, Antonio De Palma, menekankan perlunya tindakan segera.

"Kami belum pernah melihat tingkat agresi seperti ini dalam satu dekade terakhir," katanya, dikutip dari ABC News.

Federasi Ilmiah-Medis Italia bahkan telah mengusulkan tindakan lebih keras bagi pelaku, seperti menghentikan akses ke perawatan medis gratis selama tiga tahun bagi siapa pun yang menyerang tenaga medis atau merusak fasilitas rumah sakit. Tindakan ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku kekerasan.

3. Kurangnya tenaga medis yang menangani pasien jadi alasan utama terjadi kekerasan

Salah satu alasan utama meningkatnya frustrasi pasien terhadap tenaga kesehatan adalah kekurangan staf dan daftar tunggu yang panjang.

Dilansir dari Associated Press, serikat dokter terbesar di Italia melaporkan bahwa hampir setengah dari posisi di bidang kedokteran darurat masih belum terisi pada 2022. Undang-undang yang membuat upah tetap rendah telah menyebabkan staf rumah sakit bekerja secara berlebihan dan kelelahan.

Masalah ini semakin diperparah oleh pandemi COVID-19, yang mendorong banyak tenaga kesehatan untuk meninggalkan Italia demi mencari peluang yang lebih baik di luar negeri. Pada 2023, Italia kekurangan sekitar 30 ribu dokter, dan antara 2010 dan 2020, negara ini mengalami penutupan 111 rumah sakit dan 113 ruang gawat darurat, menurut data dari sebuah forum khusus.

Baca Juga: Pencarian WNA Rusia yang Hilang di Gunung Rinjani Masih Nihil

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya