Oposisi Venezuela Mengaku Dipaksa Terima Kekalahan Pemilu

Edmundo Gonzalez dipaksa menandatangani surat

Intinya Sih...

  • Edmundo Gonzalez dipaksa menandatangani surat yang menerima keputusan pengadilan tertinggi Venezuela yang mengakui kemenangan Maduro dalam pemilu bulan Juli.
  • Gonzalez mengungkapkan bahwa ia dipaksa dan diancam oleh Wakil Presiden Venezuela dan saudaranya untuk menandatangani surat tersebut di Kedutaan Besar Spanyol di Caracas.
  • Pemilihan nasional Venezuela memicu tuduhan kecurangan dari oposisi, dengan Dewan Pemilihan Nasional menyatakan Maduro sebagai pemenang, sementara pihak oposisi memiliki hasil perhitungan suara daring yang menunjukkan Gonzalez sebagai pemenangnya.

Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi Venezuela, Edmundo Gonzalez, yang menentang Presiden Nicolas Maduro dalam pemilu bulan Juli, menyatakan pada Rabu (18/9/2024) bahwa dirinya dipaksa untuk menandatangani surat yang menerima keputusan dari pengadilan tertinggi negara tersebut yang mengakui kemenangan Maduro. Dalam pernyataannya, Gonzalez mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki pilihan lain.

Gonzalez saat ini berada di Spanyol setelah diberikan suaka politik pada awal bulan ini menyusul penerbitan surat perintah penangkapan atas dirinya di Venezuela. Situasi politik di Venezuela semakin memanas dengan tuduhan kecurangan dan protes yang meluas terkait hasil pemilu tersebut.

1. Penandatanganan surat di bawah tekanan

Edmundo Gonzalez mengatakan bahwa dirinya dipaksa menandatangani surat tersebut saat berada di Kedutaan Besar Spanyol di Caracas. Dia menyebut bahwa Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez, dan saudara laki-lakinya, Jorge Rodriguez, yang juga menjabat sebagai Presiden Majelis Nasional, menemuinya dan memberikan surat untuk ditandatangani.

Gonzalez mengungkapkan bahwa selama beberapa jam ia mengalami tekanan, paksaan, dan ancaman. Menurutnya, ia merasa lebih berguna dalam kebebasan daripada terkunci di penjara. "Dokumen yang dibuat di bawah tekanan sama sekali tidak sah karena adanya kekurangan persetujuan yang serius," ujar Gonzalez dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: AS Sanksi 16 Sekutu Maduro yang Terkait Sengketa Pemilu

2. Kecurangan pemilu dan protes warga

Pemilu yang berlangsung pada 28 Juli 2024 telah memicu tuduhan kecurangan dari pihak oposisi. Dewan pemilihan nasional Venezuela menyatakan Maduro sebagai pemenang, tetapi pihak oposisi menerbitkan hasil perhitungan suara secara daring yang menunjukkan bahwa Gonzalez adalah pemenangnya.

Laporan dari PBB awal pekan ini menyatakan bahwa pemerintahan Maduro meningkatkan taktik represif untuk menghancurkan protes damai dan mempertahankan kekuasaan setelah pemilu yang dipertanyakan tersebut. Meski demikian, otoritas pemilu Venezuela belum menerbitkan hasil perhitungan suara yang menunjukkan kemenangan Maduro.

3. Ancaman dan ultimatum dari pemerintah

Di Caracas, Jorge Rodriguez mempresentasikan surat dua halaman yang ditandatangani oleh Gonzalez. Rodriguez memberikan waktu 24 jam kepada Gonzalez untuk menarik klaimnya tentang kecurangan pemilu. "Jika Anda tidak menarik pernyataan itu dalam 24 jam, saya akan merilis rekaman audionya. Keputusan ada di tangan Anda, Tuan Gonzalez," ujar Rodriguez, mengacu pada pertemuan yang ia dan saudara perempuannya lakukan dengan Gonzalez.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kebebasan dan integritas proses pemilu di Venezuela. Dilansir dari DW, Gonzalez menegaskan bahwa penerimaan hasil pemilu yang dibuat di bawah tekanan adalah tidak sah, menambah ketidakpastian di tengah kondisi politik yang sudah tidak stabil di negara tersebut.

Baca Juga: Maduro Hormati Keputusan Pemimpin Oposisi Pergi dari Venezuela

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya