Kebakaran Hutan di Peru Ancam Situs Arkeologi dan Pertanian

Presiden menyatakan deklarasi darurat selama 60 hari

Jakarta, IDN Times - Peru sedang menghadapi krisis besar akibat kebakaran hutan yang tak terkendali di berbagai wilayah. Menurut pemerintah Peru pada Kamis (19/9/2024), kebakaran telah merusak lahan pertanian, mengancam situs bersejarah, serta menyebabkan beberapa wilayah dinyatakan dalam keadaan darurat.

Pemadam kebakaran mengalami kesulitan luar biasa dalam menangani kobaran api. Kebakaran yang terus muncul kembali bahkan setelah berhasil dipadamkan, membuat tugas mereka semakin berat dan melelahkan.

1. Kebakaran hutan yang tidak terkendali

Dilansir dari VOA News, kebakaran hutan di Peru semakin sulit dikendalikan, terutama di wilayah Amazon bagian utara. Pemadam kebakaran menyatakan kelelahan karena api yang terus menyala kembali meski telah dipadamkan.

Salah satu relawan, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa situasi ini membuat mereka kewalahan.

Arturo Morales, pemadam kebakaran lainnya, menyatakan bahwa kebakaran tersebut benar-benar berada di luar kendali. Ia menekankan pentingnya bantuan tambahan untuk memadamkan api, yang semakin meluas akibat kondisi kering dan angin kencang.

Baca Juga: Peru Desak Petani Tidak Bakar Lahan di Musim Kemarau

2. Deklarasi darurat dinyatakan oleh presiden

Dilansir dari Reuters, Presiden Peru, Dina Boluarte, telah menyatakan status darurat selama 60 hari di beberapa wilayah yang paling parah terdampak, seperti San Martin, Amazonas, dan Ucayali.

Langkah ini diambil untuk memberikan sumber daya tambahan dalam memerangi kebakaran dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Dalam pidatonya, Boluarte juga menyerukan kepada para petani agar berhenti membakar lahan, yang dianggap menjadi penyebab utama penyebaran kebakaran hutan. Ia menyebutkan bahwa pemerintah akan melakukan segala cara yang diperlukan untuk menangani krisis ini.

3. Dampak kebakaran pada situs arkeologi dan komunitas adat

Kebakaran hutan ini tidak hanya berdampak pada lahan pertanian, tetapi juga mengancam beberapa situs arkeologi penting di Peru.

Kementerian Kebudayaan menyebutkan bahwa kobaran api telah mencapai tujuh situs bersejarah, yang sangat berharga bagi warisan budaya negara tersebut.

Selain itu, komunitas adat Shipibo-Konibo di wilayah Amazon juga terancam oleh kobaran api. Total, sekitar 2.300 hektar lahan pertanian telah terbakar, sementara 140 orang mengalami cedera akibat kebakaran ini.

Krisis kebakaran hutan yang melanda Amerika Selatan, dari hutan hujan Amazon di Brasil hingga Bolivia, telah memecahkan rekor jumlah kebakaran terbesar yang pernah tercatat dalam setahun.

Baca Juga: Mantan Presiden Peru Alberto Fujimori Meninggal di Usia 86 Tahun 

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya