Kamala Harris Janji Hapus Syarat Gelar Sarjana bagi Pekerjaan Federal

Gelar sarjana tidak mencerminkan kemampuan seseorang

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, menyatakan akan menghapus persyaratan gelar sarjana untuk pekerjaan federal tertentu jika terpilih sebagai presiden.

Pernyataan ini muncul dalam konteks persaingan ketat antara Harris dan mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump, dalam pemilihan presiden AS yang akan berlangsung pada 5 November 2024.

Harris dan Trump sedang berlomba memberikan janji ekonomi guna menarik minat para pemilih. Sementara Harris berencana untuk memberikan pemotongan pajak bagi kelas menengah, Trump telah mengusulkan pemotongan pajak atas pembayaran lembur. Keduanya juga mendukung penghapusan pajak atas tip.

1. Penghapusan syarat gelar sarjana untuk pekerjaan federal

Dalam pidatonya di Wilkes-Barre, Pennsylvania pada Jumat (13/09/2023), Harris menyatakan niatnya untuk menghapus persyaratan gelar sarjana dalam beberapa pekerjaan federal.

Langkah ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang pekerjaan bagi individu yang tidak memiliki gelar sarjana empat tahun.

"Sebagai presiden, saya akan menghapus persyaratan gelar yang tidak perlu untuk pekerjaan federal guna meningkatkan lapangan kerja bagi mereka yang tidak memiliki gelar empat tahun," ungkap Harris, dikutip dari Reuters.

Data dari Biro Sensus AS pada awal 2023 menunjukkan, lebih dari 62 persen orang AS berusia 25 tahun ke atas tidak memiliki gelar sarjana. Pada pemilu 2020, tiga dari lima pemilih adalah mereka yang tidak memiliki gelar sarjana. Harris menekankan pentingnya mengakui nilai dari jalur kesuksesan selain melalui gelar sarjana, seperti magang dan program teknis.

Baca Juga: Paus Fransiskus Kritik Trump-Harris: Sama-sama Buruk!

2. Gelar sarjana tidak mencerminkan kemampuan seseorang

Harris menyoroti bahwa gelar sarjana tidak selalu mencerminkan keterampilan seseorang. Dia akan menantang sektor swasta untuk mengambil langkah serupa dalam menghapus persyaratan gelar.

Survei oleh Gallup dan Lumina Foundation yang dirilis awal tahun ini menunjukkan bahwa banyak warga AS skeptis terhadap nilai dan biaya kuliah. Lebih dari setengah orang dewasa AS yang belum pernah terdaftar atau pernah terdaftar di perguruan tinggi menyatakan bahwa biaya pendidikan adalah alasan penting bagi mereka untuk tidak mendaftar atau kembali ke perguruan tinggi.

Keraguan ini mencerminkan kebutuhan untuk pendekatan yang lebih inklusif terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dengan menghapus persyaratan gelar, Harris berharap dapat membuka akses pekerjaan bagi banyak individu yang berbakat namun terhalang oleh biaya pendidikan tinggi.

3. Harris berikan sikap pada konflik Israel-Palestina

Pidato Harris sempat terganggu oleh para demonstran yang menentang dukungan AS untuk perang Israel di Gaza. Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan. Para demonstran di AS selama beberapa bulan terakhir menuntut diakhirinya perang dan pembatasan pengiriman senjata ke Israel.

Harris kembali menegaskan dukungannya untuk kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.

"Sekarang adalah waktu untuk mendapatkan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata," ujar Harris, dikutip dari NDTV.

Harris telah berjanji mendukung Israel, namun beberapa pengamat menyatakan bahwa jika pemilih pro-Palestina, termasuk aktivis serta Muslim dan Arab yang sebelumnya mendukung Demokrat, menahan suara mereka, hal ini bisa merugikan peluang Harris.

Baca Juga: Debat Kedua: Trump Tolak Tantangan Kamala Harris

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya