Donald Trump Salahkan Pemilih Yahudi jika Kalah dari Kamala Harris

Trump hanya peroleh 30 persen suara Yahudi di pemilu sebelumnya

Jakarta, IDN Times - Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan bahwa pemilih Yahudi-Amerika akan menjadi salah satu penyebab kekalahannya dalam pemilihan presiden pada 5 November mendatang jika ia kalah dari Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat.

Trump membuat pernyataan ini saat berbicara di acara Israeli-American Council National Summit di Washington pada Kamis (19/9/2024). Trump mengungkapkan, ia merasa tertinggal dalam dukungan dari pemilih Yahudi-Amerika, khususnya dibandingkan dengan Harris.

Ia juga memperingatkan bahwa kemenangan Harris dapat mengancam keberlangsungan Israel dalam dua tahun ke depan, yang menurutnya disebabkan oleh kecenderungan pemilih Yahudi yang mendukung Demokrat.

1. Pernyataan Trump dan polling pemilih yahudi

Trump menyebut, jika ia tidak memenangkan pemilihan kali ini, orang-orang Yahudi akan berperan besar dalam hal itu. Menurutnya, sekitar 60 persen pemilih Yahudi memilih "musuh", merujuk pada Harris, yang dia klaim membahayakan eksistensi Israel

"Jika saya tidak menang, Israel, menurut pendapat saya, akan hilang ada dalam dua tahun," kata Trump dikutip dari Reuters.

Trump juga mengutip survei yang menunjukkan Harris memperoleh dukungan 60 persen dari pemilih Yahudi di Amerika Serikat. Ia mengeluhkan bahwa dalam pemilihan presiden 2016, ia hanya mendapat kurang dari 30 persen suara Yahudi, baik saat ia menang melawan Hillary Clinton maupun saat kalah dari Joe Biden pada 2020.

Baca Juga: Donald Trump: Saya Benci Taylor Swift!

2. Fokus Trump pada pemilih yahudi di negara bagian

Tim kampanye Trump berupaya keras menarik suara pemilih Yahudi di negara bagian yang menjadi medan pertempuran penting dalam pemilihan kali ini.

Melansir Al Jazeera, pemilih Yahudi di Amerika Serikat selama beberapa dekade cenderung mendukung Partai Demokrat dalam pemilihan federal, namun pergeseran kecil dalam suara Yahudi dapat menjadi faktor penentu kemenangan Trump pada November mendatang.

Di negara bagian Pennsylvania, yang merupakan salah satu medan pertempuran krusial, terdapat lebih dari 400 ribu pemilih Yahudi. Biden memenangkan negara bagian ini pada tahun 2020 dengan selisih 81 ribu suara. Pemilih Yahudi bisa menjadi penentu utama dalam persaingan ketat antara Trump dan Harris.

3. Tanggapan dari kampanye Harris

Juru bicara kampanye Harris, Morgan Finkelstein, mengkritik Trump atas keterkaitannya dengan tokoh-tokoh yang diduga anti-Semit. Ia menyebut Trump pernah terlibat dalam berbagai pernyataan dan asosiasi yang merendahkan Yahudi.

Namun, Trump membantah tuduhan tersebut dengan menegaskan bahwa ia memiliki menantu laki-laki yang beragama Yahudi.

Dalam pidatonya, Trump tidak menyinggung laporan CNN yang dirilis pada hari yang sama, yang mengungkap dugaan bahwa kandidat gubernur Partai Republik di North Carolina, Mark Robinson, pernah menyebut dirinya sebagai Nazi hitam dan mendukung kembalinya perbudakan.

Baca Juga: Paus Fransiskus Kritik Trump-Harris: Sama-sama Buruk!

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya