WHO Evakuasi 97 Pasien dari Jalur Gaza ke Uni Emirat Arab

Untuk perawatan dalam operasi terbesar sejak 7 Oktober 2023

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pada Kamis (12/9/2024), bahwa pihaknya telah melakukan evakuasi terhadap 97 pasien yang sakit dan terluka parah, serta 155 pendamping dari Jalur Gaza ke Uni Emirat Arab (UEA). 

Evakuasi dilakukan bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) UEA dan mitra. Upaya itu merupakan evakuasi medis terbesar sejak Oktober 2023.

"Para pasien diangkut melalui Kerem Shalom ke Bandara Ramon di Israel untuk melanjutkan perjalanan ke Abu Dhabi, guna mendapatkan perawatan khusus," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam unggahan di X.

"Pasien termasuk 45 anak-anak dan 52 orang dewasa dengan berbagai macam penyakit, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, kelainan bawaan, penyakit darah dan hati, serta trauma atau cidera," sambungnya.

1. Operasi evakuasi yang berada di bawah tekanan dan keamanan

Dalam evakuasi tersebut, WHO dan para mitra mendapat tantangan operasional yang berat dan ketidakamanan. Meski begitu, pihaknya memastikan pemindahan pasien dan mendirikan fasilitas penerima di Rumah Sakit Gaza Eropa, di mana pasien dikumpulkan sebelum keberangkatan.

Dilaporkan, operasi yang sangat kompleks tersebut diselesaikan di bawah tekanan waktu yang sangat besar untuk menyatukan semua pasien.

Tedros mengungkapkan, sebuah misi khusus ke utara dilakukan untuk memastikan 8 pasien dan 12 pendamping dipindahkan dari kota Gaza ke Rumah Sakit Gaza Eropa tepat pada waktunya. Serta, mengirimkan bahan bakar untuk vaksinasi polio yang sedang berlangsung.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah UEA atas kerja sama yang terus menerus untuk membantu pasien dari Gaza mendapatkan perawatan yang menyelamatkan nyawa," ujarnya, seraya menambahkan bahwa perawatan terbaik untuk semua pasien adalah gencatan senjata.

Baca Juga: Mesir Sebut Ada Harapan di Negosiasi Gencatan Senjata Gaza

2. Lebih dari 1.917 warga Palestina yang mengungsi ke UEA

UEA telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan respons kemanusiaan yang diberikan kepada warga Palestina yang terluka dan sakit, serta mendukung mereka selama kondisi kritis yang sedang berlangsung. 

"Terkait hal ini, UEA telah mengevakuasi 1.655 pasien disertai anggota keluarga mereka sebagai bagian dari inisiatif sebelumnya. Dengan penerbangan terbaru, jumlah pengungsi telah mencapai lebih dari 1.917 pasien dan anggota keluarga," kata Kemenlu UEA pada 12 September 2024.

Sementara itu, perwakilan WHO untuk wilayah Palestina, Richard Peeperkorn, mengatakan bahwa Gaza membutuhkan koridor medis, yakni sistem yang lebih terorganisir dan berkelanjutan. Pihaknya juga mendesak dimulainya kembali pemindahan secara reguler.

"Saat ini, lebih dari 10 ribu warga Gaza sedang menunggu pemindahan," ungkapnya, dikutip dari Reuters.

WHO melaporkan, setidaknya seperempat atau 22.500 dari warga Palestina yang terluka dalam konflik Gaza telah mengalami cedera yang mengubah hidup mereka, seperti kehilangan anggota tubuh yang akan membutuhkan layanan rehabilitasi untuk tahun-tahun mendatang.

3. Kondisi layanan medis saat ini di Palestina

Peeperkorn juga mengatakan bahwa lebih dari 500 ribu anak di Gaza telah divaksinasi pada tahap pertama kampanye polio yang berakhir di Gaza utara pada Kamis. Ia juga menuturkan, pihaknya telah menjangkau sejumlah besar anak-anak dalam waktu yang singkat dan yakin akan mencapai target 90 persen.

Kasus pertama terkait penyakit tersebut muncul pada bulan lalu di wilayah kantong itu, dan merupakan yang pertama dalam 25 tahun terakhir.

Konflik Israel-Hamas yang meletus pada 7 Oktober 2023 menyebabkan hancurnya sistem kesehatan Gaza. Hanya 17 dari 36 rumah sakit yang saat ini berfungsi sebagian. Penyeberangan utama Rafah untuk transfer medis dari Gaza ke Mesir pun telah ditutup sejak Mei, ketika Israel meningkatkan kampanye militernya di Gaza selatan.

Baca Juga: Hampir Setahun Israel Serang Gaza, 41 Ribu Orang Tewas

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya