Trump: Bergaul dengan Kim Jong Un adalah Hal yang Baik

Trump telah melakukan pertemuan sebanyak 3 kali dengan Kim

Intinya Sih...

  • Trump mengklaim hubungannya dengan Kim Jong Un sebagai 'hal yang baik' dan membanggakan kemampuan nuklir Korut.
  • Trump menyerang lawannya, Kamala Harris, yang dianggap tidak mampu berhadapan dengan pemimpin otoriter seperti Kim Jong Un.
  • Trump terlibat dalam tiga pertemuan dengan Kim, namun negosiasi serius terhenti setelah pertemuan puncak mereka di Hanoi pada 2019.

Jakarta, IDN Times - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump mengatakan bahwa bergaul dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, adalah 'hal yang baik'. Hal ini disampaikannya dalam rapat umum kampanye di Pennsylvania pada Jumat (30/8/2024).

Trump mengatakan lawannya dari Partai Demokrat Kamala Harris tidak akan mampu menghadapi para pemimpin negara-negara otoriter seperti Korut, China, dan Rusia, dilansir KBS World.

1. Trump yang membanggakan hubungannya dengan pemimpin Korut

Trump membanggakan hubungan pribadinya dengan Kim, mengingat ia pernah melintasi Garis Demarkasi Militer ke Korut saat bertemu dengan Kim di desa gencatan senjata Panmunjom pada 2019 dan menilai kemampuan nuklir Pyongyang sangat besar.

"Saya berteman baik dengan Kim Jon Un dari Korea Utara. Ingat, saya pernah berjalan kaki... sebagai orang pertama yang pernah berjalan kaki dari negara ini," ujarnya.

"Kami juga melihat kemampuan nuklirnya. Kemampuan itu sangat penting... Anda tahu, bergaul adalah hal yang baik. Itu bukan hal yang buruk," sambungnya, dikutip dari Korea Herald.

2. Trump dan Harris memiliki visi yang berbeda mengenai diplomasi dengan Korut

Trump: Bergaul dengan Kim Jong Un adalah Hal yang BaikWakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (x.com/Vice President Kamala Harris)

Merujuk pada wawancara terbaru Harris dengan CNN, Trump mengatakan Harris tidak terlihat seperti seorang pemimpin dan bahwa ia tidak dapat melihatnya bernegosiasi dengan seorang pemimpin seperti Kim Jong Un.

Pernyataan Trump muncul setelah Harris, selama pidato penerimaan pencalonannya di Chicago pada Kamis lalu, berjanji untuk tidak berdekatan dengan para tiran dan diktator seperti Kim dari Korut, yang katanya mendukung saingannya dari Partai Republik. 

Harris mengklaim bahwa para diktator tahu bahwa Trump mudah dimanipulasi dengan sanjungan dan bantuan. Pernyataan kedua kandidat menunjukkan visi mereka yang berbeda mengenai diplomasi terhadap Korea Utara. Keduanya sedang bersaing menjelang pemilihan presiden yang hanya tinggal dua bulan lagi.

3. Trump melakukan pendekatan pribadi dengan Kim Jong Un guna mengatasi nuklir Korut

Trump: Bergaul dengan Kim Jong Un adalah Hal yang BaikBendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)

Kebanggaan Trump atas hubungan dengan Kim telah meningkatkan kemungkinan bahwa jika terpilih kembali sebagai presiden AS, ia dapat menghidupkan kembali diplomasi pribadinya terhadap Pyongyang untuk mengatasi dilema nuklir Korut. Sementara itu, Harris dipandang lebih menyukai pendekatan yang berfokus pada kerja sama dengan sekutu dan mitra untuk mengatasi ancaman Pyongyang yang terus berkembang.

Trump telah mengadakan tiga pertemuan tatap muka dengan Kim. Namun, negosiasi serius terhenti setelah pertemuan puncak mereka di Hanoi, Vietnam, pada 2019 dan berakhir tanpa kesepakatan. Sejak itu, Korut berfokus pada pengembangan program nuklir dan rudalnya, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua, dilansir Yonhap.

Baca Juga: Korea Utara Kirim Balon ke Korea Selatan Berisi Kotoran dan Sampah

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya