Putin Klaim Rusia Genjot Produksi Drone 10 Kali Lipat Tahun Ini

Salah satu senjata yang digunakan dalam perangnya di Ukraina

Intinya Sih...

  • Putin akan meningkatkan produksi drone Rusia 10 kali lipat menjadi 1,4 juta tahun ini.
  • Rusia mengalami kemajuan teknologi drone dan membutuhkan pertahanan yang efektif terhadap serangan drone musuh.
  • Ukraina melakukan serangan besar-besaran dengan rudal yang dipasok oleh sekutu-sekutu Baratnya, menargetkan gudang senjata di Rusia.

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya akan meningkatkan produksi drone atau pesawat tak berawak sekitar 10 kali lipat dari tahun lalu menjadi 1,4 juta tahun ini. Hal ini merupakan upaya Moskow untuk memastikan angkatan bersenjata Rusia menang di Ukraina.

"Secara total, sekitar 140 ribu drone dari berbagai jenis telah dikirimkan ke angkatan bersenjata pada 2023," ungkapnya saat menyampaikan pidato pada pertemuan komisi industri militer pada Kamis (19/9/2024), setelah mengunjungi fasilitas pengembangan dan produksi drone di St. Petersburg.

"Tahun ini produksi pesawat tak berawak direncanakan akan meningkat secara signififkan. Lebih tepatnya, hampir 10 kali lipat," sambungnya, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Putin Tuduh Ukraina Berusaha Serang PLTN Kursk

1. Putin akan mempercepat pengembangan dan pembuatan drone

https://www.youtube.com/embed/9mJSyAJb99Y

Putin mengatakan bahwa Rusia hampir setiap minggu mengalami kemajuan dalam teknologi drone. Juga, masih perlunya mengembangkan pertahanan drone, yang pada dasarnya adalah teknologi yang dapat mendeteksi, mengacaukan, dan kemudian menembak jatuh pesawat tak berawak yang menyerang. Modernisasi pesawat tak berawak akan dilakukan berdasarkan pengalaman tempur.

"Tugas utamanya adalah memproduksi berbagai macam kendaraan udara tak berawak, guna membangun produksi serial secepat mungkin," ujarnya.

Untuk mempercepat pengembangan dan pembuatan drone, Putin berencana untuk mendirikan 48 pusat penelitian dan produksi khusus di seluruh negeri pada tahun 2030, dikutip dari NHK News.

2. Dalam invasinya ke Ukraina, Rusia sebagian besar melibatkan drone

Putin Klaim Rusia Genjot Produksi Drone 10 Kali Lipat Tahun IniIlustrasi pesawat nirawak. (unsplash.com/Josh Sorenson)

Putin menekankan pentingnya mereka dalam invasi militer ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa drone dari berbagai kelas telah menjadi bagian integral dari peperangan modern, mulai dari meneror infanteri dan mengumpulkan intelijen hingga menyabotase infrastruktur dan menyerang gudang senjata. Sistem tak berawak dapat digunakan secara efektif untuk berbagai keperluan di medan perang, seperti yang telah dikonfirmasi oleh operasi militer khusus.

"Siapa pun yang bereaksi lebih cepat terhadap tuntutan ini di medan perang akan menang," kata Putin.

Sejak Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari 2022, perang sebagian besar merupakan tentang serangan artileri dan drone di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km yang dijaga ketat yang melibatkan ratusan ribu tentara.

Baik Moskow, maupun Kiev telah membeli pesawat tanpa awak dari luar negeri dan meningkatkan produksi mereka sendiri. Sementara itu, video drone telah menggambarkan suara medan perang, menunjukkan serangan mematikan terhadap infanteri, artileri, dan tank. Hanya dengan beberapa ratusan dolar, tentara di kedua belah pihak dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar di pihak lain.

Baca Juga: Putin Dukung Kamala Harris Jadi Presiden AS

3. Drone Ukraina menyerang gudang senjata militer Rusia baru-baru ini

BBC melaporkan, sebanyak 13 orang terluka di wilayah Tver Rusia setelah sebuah serangan drone berskala besar Ukraina yang memicu ledakan berkekuatan gempa ringan di sebuah gudang senjata utama di wilayah Tver dan sekitarnya, pada 18 September.

Situs militer itu menyimpan tangki bahan bakar, serta peluru artileri, rudal balistik, dan bahan peledak di sejumlah gudang. Semua itu adalah senjata yang telah digunakan dalam invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina. Gudang senjata militer tersebut diperkirakan bernilai hampir 30 juta poundsterling (sekitar Rp605,7 milyar).

Serangan terbaru Kiev tersebut merupakan jenis serangan yang selama ini ingin dilakukan dengan rudal yang dipasok oleh sekutu-sekutu Baratnya. Akan tetapi, tidak adanya persetujuan dari Amerika Serikat dan Inggris, membuat Ukraina sekali lagi menyerang target-target Moskow dengan pesawat tak berawak buatannya sendiri.

Baca Juga: Rusia Peringatkan Barat Konsekuensi jika Ganggu Belarus

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya