PM Jepang Temui Presiden Prancis Jelang KTT G7, Ini Hasilnya!

Kishida juga membawa visi tentang dunia tanpa senjata nuklir

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat untuk memastikan keberhasilan KTT G7, yang akan digelar di Hiroshima pada Mei 2023.

Komitmen tersebut disepakati saat pertemuan kedua pemimpin di Istana Kepresidenan Elysee, Paris pada Senin (9/1/2023) waktu setempat.

Paris menjadi perhentian pertama untuk tur lima negara anggota G7 yang dilakukan Kishida selama lawatan seminggunya. Selain Prancis, PM Jepang juga berencana mengunjungi Italia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (AS).

Lawatan kenegaraan dilakukan Kishida sebagai upaya mengadakan pembicaraan terbuka dengan para pemimpin kelompok tersebut guna memperdalam kepercayaan di antara anggota G7.

Lalu, apa saja hasil dari pertemuan bilateral antara Jepang dan Prancis?

1. Bahas Rusia hingga isu-isu global

Selama pembicaraan di Paris, baik Kishida maupun Macron menegaskan, G7 perlu untuk mempertahankan sanksi tegas terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina dan terus memberikan dukungan kuat mereka untuk Kiev, NHK News melaporkan.

PM Jepang juga mengatakan kepada Macron bahwa dia ingin KTT G7 menjadi forum, yang negara anggotanya bertekad menegakkan tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum.

Kishida juga menyampaikan visinya tentang dunia tanpa senjata nuklir pada pertemuan G7. Pernyataan itu tidak lepas dari kekhawatiran Moskow menggunakan senjata nuklir saat menghadapi Ukraina.

Melalui pertemuan itu, para pemimpin kelompok industri juga dapat bertukar pandangan tentang isu-isu global, seperti ketahanan pangan, masalah energi, serta risiko penurunan ekonomi dunia.

Baca Juga: China Tangguhkan Sementara Visa untuk Warga Jepang 

2. Jepang-Prancis sepakat tingkatkan kerja sama di bidang keamanan

Pertemuan bilateral tersebut juga menyetujui bahwa Tokyo dan Paris akan meningkatkan kerja sama keamanan melalui latihan bersama dan tindakan lainnya yang melibatkan Pasukan Bela Diri Jepang dan militer Prancis, seperti yang telah dilakukan di Laut China Timur.

Mereka juga sepakat untuk mengadakan pembicaraan dengan format '2+2' antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara pada pertengahan 2023.

3. Mengecam tindakan mengubah status quo dengan kekerasan

PM Jepang Temui Presiden Prancis Jelang KTT G7, Ini Hasilnya!Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Kedua pemimpin juga menolak upaya mengubah status quo dengan kekerasan hingga ancaman di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Ini merujuk kepada pengaruh China yang meningkat di kawasan Indo-Pasifik, baik ekonomi hingga militernya. Kishida dan Macron juga menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Dilansir Kyodo News, Prancis memiliki kepentingan strategis di kawasan tersebut karena memiliki wilayah seberang laut di kawasan itu, di antaranya Kaledonia Baru yang berada di Pasifik Selatan.

Jepang pun telah membuka kantor konsulernya di ibu kota Noumea, guna mengawasi aktivitas maritim China yang meningkat.

Baca Juga: Kunjungi Ukraina, Menhan Prancis Janjikan Senjata Senilai Rp3,3 T

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya