Pertama Kali, Kapal Perang Jepang Lintasi Selat Taiwan

Sazanami berlayar dengan kapal AL Australia-Selandia Baru

Intinya Sih...

  • Kapal perusak MSDF Jepang, Sazanami, berlayar melewati Selat Taiwan untuk pertama kalinya.
  • Sazanami bergabung dengan latihan multilateral di Laut China Selatan bersama kapal AL Australia dan Selandia Baru.
  • Transit kapal perusak Jepang ini bertujuan menekankan kebebasan navigasi dan tantangan terhadap ketegasan militer China di kawasan tersebut.

Jakarta, IDN Times - Kapal perusak Pasukan Bela Diri Maritim (MSDF) Jepang berlayar melewati Selat Taiwan untuk pertama kalinya pada Rabu (25/9/2024). Kapal perusak Sazanami berlayar melalui selat dari utara ke selatan untuk bergabung dengan latihan multilateral di Laut China Selatan.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, kapal Jepang tersebut berlayar dengan kapal angkatan laut (AL) dari Australia dan Selandia Baru, yang juga melintasi jalur perairan tersebut, dilansir NHK News.

1. Pelayaran kapal Sazanami untuk menunjukkan kebebasan navigasi di perairan internasional

Transit pertama oleh kapal perusak Jepang tampaknya ditujukan untuk menekankan kebebasan navigasi, sebuah tantangan nyata terhadap meningkatnya ketegasan militer China di kawasan tersebut. Kapal perang Sazanami memilki panjang sekitar 150 meter dan lebar 17 meter. Kapal itu diperkirakan dapat menampung 170 awak.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menolak berkomentar mengenai masalah itu. Menurutnya, hal tersebut adalah masalah yang terkait dengan operasi Pasukan Bela Diri, dikutip dari Kyodo News.

China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Negeri Sakura, di mana pada akhir bulan lalu sebuah pesawat intelijen Y-9 melanggar wilayah udara Jepang dengan terbang di atas perairan lepas Kepulauan Danjo di prefektur barat daya Nagasaki di Laut China Timur.

Pada 18 September, sebuah kapal induk China, Liaoning, didampingi oleh 2 kapal perusak memasuki contiguous zone atau zona perbatasan di luar perairan teritorial Jepang. Kapal-kapal tersebut berlayar antara Pulau Yonaguni dan Iriomote di Prefektur Okinawa menuju Pasifik. Meski begitu, kapal perang itu tidak memasuki perairan teritorial Jepang.

2. Perdana Menteri Kishida kerahkan Sazanami setelah membahas situasi tersebut

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida memutuskan untuk mengirim Sazanami setelah membahas situasi tersebut dengan pemerintahnya. Ia tampaknya menyimpulkan bahwa Beijing mungkin akan meningkatkan tindakan militernya lebih lanjut, jika tidak ada tanggapan yang diberikan.

Sebelumnya, pemerintah Jepang telah menahan diri untuk tidak mengirim kapal MSDF melalui jalur perairan tersebut. Sebab, hal itu dikhawatirkan dapat memicu reaksi keras dari Beijing.

Kapal-kapal Penjaga Pantai Jepang yang beroperasi di Laut China Timur telah menunggu di perairan internasional di Selat Taiwan, guna menghindari topan yang mendekat, namun tidak satu pun dari kapal-kapal itu yang berlayar melalui selat tersebut, Yomiuri Shimbun melaporkan.

3. Taiwan dinilai sebagai titik potensial konflik China vs AS

https://www.youtube.com/embed/9IAZ1vPEaFo

Selat Taiwan memiliki lebar sekitar 130 kilometer pada titik tersempitnya. Perairan teritorial merupakan perairan yang diakui secara internasional sebagai wilayah kedaulatan suatu negara, membentang sejauh 12 mil laut, atau sekitar 22 kilometer, dari pantai suatu negara. 

Amerika Serikat (AS) dan negara lain mengklaim Selat Taiwan berada di perairan internasional dan terbuka untuk semua kapal AL. Secara rutin, AS mengirim kapal perang melalui selat tersebut untuk menegaskan kebebasan navigasi di perairan itu.

Sekutu Washington, termasuk Inggris juga telah melakukan transit semacam itu, dengan AL Jerman baru-baru ini mengirim kapal perang pertamanya melalui Selat Taiwan dalam 22 tahun, yang memicu kemarahan Beijing. China kerap melakukan protes setiap kali kapal perang negara-negara Barat melintasi wilayah tesebut. 

Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan meningkat di wilayah itu, dengan pesawat militer China sering melintasi garis tengah di Selat Taiwan. Taiwan dipandang sebagai titik api militer potensial dalam hubungan Washington-Beijing. China mengklaim pulau berpemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya, yang dianggap sebagai provinsi pemberontak yang harus disatukan kembali dengan daratan, bahkan jika perlu dengan kekerasan.

Baca Juga: Taiwan Cabut Larangan Impor Makanan Jepang Terkait Fukushima

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya