Korsel Bahas Rencana Evakuasi Warganya di Timur Tengah

Hal ini disebabkan ketegangan regional yang terus meningkat

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) membahas kemungkinan rencana evakuasi warganya yang berada di Timur Tengah, jika terjadi keadaan darurat karena ketegangan yang terus meningkat.

Pihaknya sedang meninjau rencana evakuasi darurat, guna memastikan keselamatan warga Korsel di Timur Tengah. Sebab, kawasan itu pada Senin menderita konflik paling mematikan dalam hampir dua dekade dengan serangan udara Israel di Lebanon yang menargetkan kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah.

Dilansir Yonhap, Penasihat Keamanan Nasional Shin Won-sik dan kepala staf kepresidenan untuk kebijakan, Sung Tae-yoon, menggelar pertemuan pada Selasa (24/9/2024) untuk menilai dampak meningkatnya ketegangan di Timur Tengah terhadap ekonomi dan keamanan dalam negeri.

1. Para pejabat meninjau keamanan warga Korsel hingga misi diplomatik

Dalam pertemuan tersebut, para pejabat mengatakan bahwa krisis yang terjadi di kawasan Timur Tengah sejauh ini hanya berdampak terbatas pada pasar keuangan domestik. Serta, pasokan minyak mentah, gas, dan logistik maritim, tetapi berjanji akan terus mencermati situasi untuk mengambil tindakan proaktif bila diperlukan.

Mereka juga meninjau keamanan warga Korea di luar negeri, perusahaan, pasukan, dan kedutaan besar Korea di kawasan tersebut, juga membahas kemungkinan solusi diplomatik.

Kantor kepresidenan telah berjanji mengambil tindakan pencegahan jika perlu, dan bekerja sama erat dengan masyarakat internasional untuk memulihkan stabilitas di kawasan tersebut.

Pihaknya juga akan melakukan evakuasi, yang tidak hanya di Lebanon, tetapi juga di Israel dan Iran jika dalam keadaan yang ekstrem. Jumlah warga Korsel yang tinggal di Lebanon diperkirakan berjumlah 140 orang, di Israel 480 orang, dan di Iran sebanyak 100 orang.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Kecam Adanya Kapal Selam Nuklir AS di Korsel

2. Korsel serukan warganya meninggalkan Timur Tengah

Wakil Menteri Luar Negeri, Kim Hong-kyun, mengatakan dalam sebuah wawancara pada Selasa yang disiarkan televisi dengan Channel A bahwa Korsel bersiap menghadapi eskalasi situasi perang regional.

Namun, dia meminta warga negara Korea untuk segera meninggalkan negara (di Timur Tengah), sebelum penerbangan dari negara-negara di kawasan itu dibatalkan, dikutip dari Korea Herald.

Sebelumnya pada Juli dan Agustus, kantor kepresidenan Korsel mengadakan tiga putaran pertemuan untuk memantau situasi di Timur Tengah. Pihaknya juga telah berulang kali merekomendasikan agar warga negara Korea meninggalkan wilayah tersebut.

3. Serangan udara Israel ke Lebanon menewaskan 569 orang

Arirang News melaporkan, Israel telah melakukan serangan udara yang menargetkan Hizbullah di Lebanon sejak Senin, yang menewaskan 569 orang. Serangan itu merupakan pemboman paling mematikan di negara tersebut sejak perang Israel-Hizbullah pada 2006.

Serangan Israel pun terus berlanjut sepanjang Selasa dan Rabu dini hari di Lebanon selatan dan timur. Anak-anak termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan tersebut.

Seiring dengan eskalasi perang yang meningkat, puluhan ribu warga Lebanon telah meninggalkan rumah mereka. Banyak di antaranya menyeberang ke negara tetangga, Suriah.

Sementara itu, Hizbullah menembakkan roket ke arah sasarannya di dekat Tel Aviv, menargetkan markas besar badan intelijen Israel Mossad sebagai pembalasan langsung atas serangan pager dan walkie-talkie pekan lalu.

Serangan ini juga terjadi setelah Hizbullah mengonfirmasi bahwa komandan seniornya, Ibrahim Qubaisi, terbunuh dalam sebuah serangan udara Israel pada Selasa.

Baca Juga: Imbas Balon Sampah Korut, Operasi Bandara Incheon Korsel Terganggu

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya