Jerman: Senjata dari Korut Perkuat Militer Rusia

Menguatkan Rusia dalam perangnya dengan Ukraina

Jakarta IDN Times - Kepala Pertahanan Jerman Carsten Breuer mengatakan, penyediaan senjata oleh Korea Utara (Korut) ke Rusia telah memperkuat Moskow dalam perangnya di Ukraina.

Breuer menuturkan, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghubungi Pemimpin Korut Kim Jong Un untuk meminta senjata jika tidak berguna.

"Ini tidak hanya tentang peningkatan produksi senjata untuk agresi Rusia di Ukraina, ini juga tentang penguatan Rusia dengan memungkinkan mereka mempertahankan stok senjatanya seperti sekarang," kata Breuer saat berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) pada Senin (9/9/2024), dikutip dari The Straits Times.

1. Jerman ajak Korsel membantu persenjataan Ukraina

Saat ditanya apakah pihaknya telah menekan Korsel untuk secara langsung menyediakan senjata bagi Kiev, Breuer mengatakan ia sependapat dengan Ukraina bahwa perangkat antipesawat, kendaraan tempur infanteri, dan senjata lainnya akan berguna dalam pertempuran. Ia juga menyerukan bahwa setiap negara hendaknya melakukan semua yang mereka bisa.

Di sisi lain, Seoul telah menyediakan peralatan dan bantuan non-mematikan. Namun, negara tersebut tidak berencana untuk mengirim senjata, kecuali kerja sama Moskow-Pyongyang melewati garis merah yang ditentukan.

Selama kunjungannya ke Negeri Ginseng, Breuer mengunjungi dua kapal perang Jerman yang berlabuh di sana, sebelum menyeberangi Laut China Selatan dalam perjalanan menuju Filipina.

Pejabat militer tinggi Jerman tersebut menolak mengonfirmasi apakah kapal-kapal itu akan melintasi Selat Taiwan yang disengketakan, yang akan menjadi pelayaran pertama oleh kapal perang Jerman dalam lebih dari 20 tahun terakhir.

Baca Juga: Rabi Israel Bela Tentara yang Dituduh Perkosa Tahanan Palestina 

2. Barat tuduh Korut telah memasok senjata untuk Rusia sejak tahun lalu

Jerman: Senjata dari Korut Perkuat Militer RusiaIlustrasi peluncuran rudal. (unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)

Negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, telah berulang kali menuding rezim Kim membantu Kremlin dalam perangnya di Ukraina. Mereka menuduh Pyongyang memasok roket dan rudal sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan militer lainnya dari Rusia.

"Korut telah mengirimkan sedikitnya 16.500 kontainer amunisi dan materi terkait ke Rusia sejak September tahun lalu. Rusia pun telah meluncurkan lebih dari 65 rudal tersebut ke sasaran di Ukraina," kata Robert Koepcke, wakil asisten menteri luar negeri AS.

Menanggapi tuduhan Barat, Korut dan Rusia telah membantah transfer senjata langsung, yang mana hal itu dapat melanggar embargo PBB.

3. Pemimpin Korut janji untuk menambah persenjataan nuklir

Kim Jong Un mengatakan, saat ini negaranya sedang menerapkan kebijakan pembangunan kekuatan nuklir, guna meningkatkan jumlah senjata nuklir secara eksponensial. Hal ini ia sampaikan dalam peringatan berdirinya Korea Utara pada 9 September, kata Kantor Berita pusat Korea (KCNA) pada Selasa.

Pemimpin Korut tersebut juga menyerukan negaranya harus totalitas mempersiapkan kemampuan nuklirnya dan kesiapannya untuk menggunakannya dengan benar pada waktu tertentu dalam menjamin hak keamanan negara.

"Kehadiran militer yang kuat diperlukan untuk menghadapi berbagai ancaman yang ditimbulkan oleh AS dan pengikutnya," kata Kim, dilansir Reuters dari KCNA.

Kim menambahkan, Pyongyang menghadapi ancaman serius dari apa yang dilihatnya sebagai blok militer berbasis nuklir yang dipimpin oleh Washington di kawasan tersebut.

Baca Juga: Korut Lagi-lagi Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan 

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya