Jepang-China Sepakat Dialog soal Pembuangan Air Fukushima

Melalui konsultasi dan negosiasi yang konstruktif

Jakarta, IDN Times - China membela keputusannya untuk menanguhkan impor seafood atau makanan laut dari Jepang Langkah itu sebagai tanggapan atas pelepasan air olahan dari PLTN Fukushima Daiichi ke laut.

"Adil, masuk akal dan perlu bagi negara-negara untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menjaga keamanan pangan dan kesehatan masyarakat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada Jumat (17/11/2023), dikutip dari NHK News.

Mao menggambarkan air pelepasan tersebut sebagai air terkontaminasi nuklir. Meski begitu, dia mengatakan bahwa Beijing berharap dapat menemukan solusi yang tepat melalui diskusi dan negosiasi.

Baca Juga: PM Kishida Bertemu Presiden Xi, Jepang-China Janji Merapat

1. Penangguhan impor produk Jepang, salah satu masalah penghambat hubungan kedua negara

Jepang-China Sepakat Dialog soal Pembuangan Air FukushimaPerdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden China Xi Jinping saat bertemu di sela-sela KTT APEC di San Francisco (16/11/2023). (twitter.com/kantei)

Pernyataan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di sela-sela KTT APEC di San Francisco pada 16 November. Kedua pemimpin menegaskan kembali perlunya mendorong hubungan strategis yang saling menguntungkan.

Pada pertemuan tersebut, Kishida mendesak adanya tanggapan yang tenang serta berdasarkan analisis dan fakta ilmiah terhadap pelepasan air yang telah diolah dan diencerkan ke laut dari PLTN Fukushima yang rusak. Dia juga menyerukan agar pembatasan impor produk makanan laut Jepang segera dicabut.

"Kami sepakat untuk mencari cara menyelesaikan masalah ini melalui konsultasi dan dialog dengan cara yang konstruktif," kata Kishida, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak menyadari adanya perbedaan posisi masing-masing.

Penangguhan impor seafood Jepang oleh China merupakan salah satu agenda utama dari pembicaraan para pemimpin kedua negara. Ini disebabkan karena topik tersebut adalah salah satu dari banyak masalah yang menghalangi peningkatan hubungan antara negara-negara tetangga di Asia.

Baca Juga: Jepang Ngadu ke WTO soal China Larang Impor Produk Seafood

2. Sikap Beijing atas tindakan Tokyo

Jepang-China Sepakat Dialog soal Pembuangan Air FukushimaBendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Sementara itu, Xi menekankan bahwa pembuangan air yang terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut, menyangkut kesehatan seluruh umat manusia, lingkungan laut global, dan kepentingan bersama internasional. 

Xi juga meminta Tokyo untuk menanggapi dengan serius kekhawatiran di dalam dan di luar Jepang. Xi memeinta Jepang menangani masalah tersebut dengan cara yang bertanggung jawab, dilansir dari laman resmi pemerintah China.

Beijing melakukan penangguhan impor makanan laut terhadap produk Jepang pada akhir Agustus lalu, di hari yang sama saat Tokyo melakukan pembuangan putaran pertama air limbah radioaktif tersebut.

Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu tetangga Jepang yang sangat vokal dalam menentang tindakan pelepasan tersebut, meski Jepang mengklaim air tersebut sudah aman untuk dilepaskan ke laut. Pihak operator pabrik, TEPCO, mengencerkan sir limbah itu guna mengurangi kadar tritium menjadi sepertujuh dari tingkat pedoman air minum yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

3. Diskusi atas keluhan Jepang dibahas di WTO

Dilansir Kyodo News, Sebuah sumber di Jenewa mengatakan Negeri Sakura membawa masalah larangan impor produk kelautannya yang diberlakukan China dan Rusia pada Rabu di pertemuan komite Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Laporan itu guna membahas potensi masalah perdagangan.

Selama sidang yang membahas tindakan sanitasi dan fitosanitasi, para pejabat Jepang bersikeras bahwa larangan impor melanggar perjanjian WTO. Aturan itu mengizinkan anggota untuk mengambil tindakan sanitasi yang diperlukan untuk melindungi kesehatan manusia selama hal itu berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah.

Tokyo juga mengungkapkan fasilitas tenaga nuklir di seluruh dunia melepaskan lebih banyak tritium ke lingkungan, dibandingkan PLTN Fukushima Daiichi.

Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan Inggris termasuk di antara pihak yang mendukung posisi Jepang. Di sisi lain, Moskow mengkritik Tokyo dengan mengatakan bahwa proses pelepasan air kurang transparan.

Pada Juli lalu, IAEA melaporkan bahwa rencana pembuangan air sejalan dengan standar keselamatan global dan akan memiliki dampak yang 'dapat diabaikan' terhadap manusia dan lingkungan.

Baca Juga: China Setop Impor Produk Laut Jepang usai Pelepasan Limbah Fukushima

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya