Dukung Palestina, Iran Serukan Negara Arab Embargo Minyak ke Israel

Iran juga minta duta besar Israel diusir dari negara Arab

Jakarta, IDN Times - Pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) membahas konflik Israel-Palestina berlangsung di Jeddah, Arab Saudi, pada Rabu (18/10/2023). Pertemuan dilakukan setelah ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza pada Selasa yang ratusan warga Palestina. 

Pemerintah Iran pun mendesak negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Amirabdollahian, meminta OKI untuk memberlakukan embargo minyak dan sanksi lainnya terhadap Israel, kemudian mengusir semua duta besarnya.

1. Seruan Iran untuk negara-negara Islam

Amirabdollahian juga menyerukan pembentukan tim pengacara Islam untuk mendokumentasikan kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.

"Menlu menyerukan embargo segera dan menyeluruh terhadap Israel oleh negara-negara Islam, termasuk sanksi minyak, selain mengusir duta besar Israel jika hubungan dengan rezim Zionis telah terjalin," kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arab News.

Untuk diketahui, Teheran tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Dilansir Reuters, pada 1973 produsen Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi menerapkan embargo minyak terhadap pendukung Israel di Barat dalam perangnya dengan Mesir, yang menargetkan Kanada, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Imbasnya, harga minyak melonjak.

Baca Juga: Menlu Retno Hadiri Rapat OKI di Jeddah, Serukan 3 Fokus untuk Gaza

2. Palestina kutuk serangan yang dilakukan oleh Israel

Dukung Palestina, Iran Serukan Negara Arab Embargo Minyak ke IsraelIlustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pertemuan puncak dengan Presiden AS Joe Biden. Dia mengatakan bahwa ledakan di rumah sakit sebagai pembantaian yang mengerikan.

Di sisi lain, militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengklaim bahwa roket Palestina yang salah sasaran menghantam rumah sakit.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdalih, penyerang rumah sakit di Gaza adalah teroris biadab di Gaza, bukan pasukan Israel.

Pada Rabu, Netanyahu dan Biden menggelar pertemuan. Israel mengumumkan bakal mengizinkan makanan, air, dan obat-obatan memasuki Gaza melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir. Presiden AS juga kembali menegaskan dukungannya terhadap Israel.

3. Dukungan terhadap Palestina menyeruak di Timur Tengah dan Afrika Utara

Protes pro-Palestina merebak di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara. Ini terjadi setelah serangan udara Israel dan dilakukan di Kedutaan Besar Israel di Yordania, serta Turki dan dekat kedutaan AS di Lebanon. Demonstrasi juga terjadi di Irak, Iran, Maroko, Tunisia, dan Yaman.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan, 3.300 orang tewas dalam konflik 11 hari tersebut, dan 13 ribu lainnya terluka.

Sementara itu, jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang dan 4.475 orang terluka di Israel.

Baca Juga: Gagal! AS Veto Resolusi DK PBB soal Jeda Kemanusiaan Gaza

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya